Salah! Otak kita tidak hanya digunakan 10% saja

Ilustrasi Otak manusia, Sumber: IStock

Oleh : Nindya Duhita (Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya)

Pernyataan bahwa manusia rata-rata hanya dapat menggunakan 10% dari kemampuan otaknya. Sering kali kita dengar dari kisah-kisah motivasi tentang kehidupan dan mengatakan bahwa jika kita dapat menggunakan lebih banyak lagi dari kapasitas tersebut maka dapat terwujudnya hal-hak yang fantastis. Pernyataan tersebut sebenarnya adalah sebuah mitos atau pseudosains, digunakan oleh orang-orang untuk melakukan sebuah bisnis.

Pendapat Gordon juga disetujui oleh neurologis John Henley di Mayo Clinic, Rochester, Minn. Meskipun tidak semua bagian otak bekerja di saat yang sama, para peneliti telah menemukan bahwa dalam waktu 24 jam, seluruh bagian otak akan bekerja.

“Bukti menunjukkan bahwa dalam sehari Anda menggunakan 100 persen kemampuan otak,” ucap Henley. Dalam tidur sekalipun, korteks frontal yang berfungsi untuk berpikir, menyadari dirinya, dan mengenali lingkungan tetap aktif.

Lalu, untuk tindakan sederhana seperti minum kopi di pagi hari, Anda harus berjalan menuju pembuat kopi, mengambilnya, menuangkan ke cangkir, dan menyisakan tempat untuk dituangi krim.

Selama proses tersebut berlangsung, lobus oksipital dan lobus parietal, motorik sensorik dan korteks sensorik motorik, ganglia basal, otak kecil, dan lobus frontal harus bekerja dan aktivitas neuron terjadi hampir di seluruh bagian otak dalam waktu beberapa detik.

Seperti kebanyakan mitos, sulit untuk menentukan darimana munculnya teori bahwa kita hanya menggunakan otak kita sebesar 10% saja. Tidak ada sumber yang pasti meskipun beberapa orang mengaitkan hal tersebut dengan psikolog amerika yaitu william james dan bahkan albert einstein yang keduanya menyatakan bahwa kita hanya menggunakan sebagian dari potensi mental kita.

Namun faktanya adalah hampir semua bagian otak kita berfungsi dan sebagian besar aktif sepanjang waktu baik saat kita membaca buku, mendengarkan musik, berjalan, atau bahkan saat kita tidur. Salah satu alasannya adalah teknik pencitraan saraf seperti PET scan dan MRI yang memungkinkan kita untuk melihat otak saat sedang beraksi dan menunjukkan bahwa hampir setiap bagian di otak kita menyala bahkan saat melakukan hal sederhana seperti berjalan maupun berbicara.

Meskipun kita tidak menggunakan seluruh otak kita sekaligus sama seperti kita tidak menggunakan setiap otot pada saat yang bersamaan, pemindaian tersebut membuktikan bahwa sepanjang hari kita menggunakan hampir seluruh otak kita.

Masuk akal juga bahwa jika 90% otak kita tidak berguna, kita bisa membuang sebagian besar otak kita seperti usus buntu atau amandel dan bisa melanjutkan hidup seperti biasa. Kerusakan otak dan penyakit tidak akan menjadi kekhawatiran jika hanya 10% organ yang benar benar berfungsi. Namun pada kenyataannya tidak ada satu area pun di otak yang dapat rusak atau terkena penyakit tanpa menimbulkan dampak fisik atau mental baik kecil maupun besar.

Setiap bagian otak kita memiliki fungsi dan kita membutuhkannya agar kita tetap menjadi diri kita sendiri dan kita tahu bahwa otak kita bekerja sepanjang waktu karena kita harus terus memberinya makan secara harafiah.

Rata rata otak manusia hanya menyumbang sekitar 2% dari berat badan seseorang, namun otak memerlukan setidaknya 20% energi tubuh untuk menjaga  semua neuron tetap aktif. Kita membutuhkan ratusan kalori makanan setiap hari hanya agar otak kita dapat mengingatkan jantung kita untuk tetap berdetak atau membantu kita menyelesaikan suatu masalah atau mengingat sesuatu.

Kebutuhan konstan kita akan makanan, terutama makanan yang kaya akan lemak dan gula, sangat berkaitan dengan otak kita. Dan mungkin kita berpikir bahwa tidak masuk akal secara evolusioner jika kita menghabiskan begitu banyak energi untuk memberi makan gumpalan basah yang tidak berguna. Jadi pada akhirnya otak kita sudah mampu melakukan hal yang benar-benar luar biasa. Faktanya kita hanya memahami sebagian kecil dari apa yang terjadi di otak kita, jadi alih-alih menghina fungsi otak kita hanya berfungsi 10% saja, bersyukurlah untuk semua yang dilakukan otak kita, yang lebih dari yang kita ketahui. **

Referensi:

Kendra Cherry, MSED (2023, March 03) How Much of Our Brain Do We Use? - Verywell mind - https://www.verywellmind.com/10-percent-of-brain-myth-2794882

Scishow (2014, Sep 30). Do I only use  10% of My Brain? https://youtu.be/YxIS3XxfFS0?si=jlRzLU0LAF1QLuRI

The Editors of Encyclopaedia Britannica. Do We Really Use Only 10 Percent of Our Brain? - Britannica - https://www.britannica.com/story/why-is-it-called-black-friday

Wibawa, S. W. (2017, May 20). Benarkah Manusia Hanya Memakai 10 Persen dari Kemampuan Otaknya? - Kompas.com. KOMPAS.com. Benarkah Manusia Hanya Memakai 10 Persen dari Kemampuan Otaknya? - Kompas.com