PENAMPILAN DIRI MASA LAMPAU: Tata Gaya Rambut Era Majapahit


 Selamat "Hari Ibu" 22-12-2021

Oleh : M. Dwi Cahyono (Arkeolog - Sejarahwan Nusantara)


     Rambutku rambutmu

     Rambutku rambutmu

     Sama hitam

     Tetapi, tetapi selera selera

     kita berbeda

     ..................

(Lirik lagu "Rambut Sama Hitam, D' Lloyd)


A. Urgensi Penampilan Diri

Penampilan diri (performance) senantiasa jadi pusat perhatian baik wanita ataupun pria sedari dulu, kini ataupun nanti. Bukan hanya kaum hawa yang rajin dan cermat memelihara tampilan dirinya, para leaki pun tidak ketinggalan, juga menaruh perhatian terhadap penampilan dirinya. Paling tidak pada momentum tertentu. Pada lingkungan sosial kelas atas khususnya, penampilan diri malahan amat dipentingkan. Ada kompetisi terselubung untuk tampi lebih baik dan lebih menarik daripada orang-orang lain di sekitarnya. 

Busana, aksesoris maupun tata rambut acap mendapat perhatian (sorotan) publik, lantaran bagian inilah yang cepat tampak pandang. Bila tak ditata sedemikian rupa, bisa-bisa mengun- dang pergunjingan publik. Oleh karena itulah, mereka musti menata dan memelihara penam- pilan dirinya. Terkait itu, sangatlah tidak benar pemberitaan asing, misalnya dalam catatan Ma Huan, yang menggambarkan orang Jawa seba- gai bepenampilan (berbusana) buruk. Mungkin itu benar untuk warga kurang mampu, namun tak untuk keseluruhan warga Jawa pada masa Majapahit. Sumber data artefaktual, yang rupa- pa arca dan relief candi, membuktikannya. 

Anthony Reid di dalam bukunya "Asia Tenggara dalam Kurun Niaga", menggambarkan tentang mengenai penampilan diri (busana, akesesoris, tata rambut, dan perawatan tubuh) dari bangsa bangsa di Asia tenggara tahun 1450 - 1680-an, termaduk juga di Nusantara. Sayang penggam- barannya perihal itu di Nusantara belum rinci, lantaran belum banyak riset tentang itu ketika bukunya ditulis. Bahwa tampilan diri telah men- jadi hal penting di Nusantara abad XV - XVII M dan sebelumnya tak diragukan,, sebagaimana dijumpai beritanya dalam sumber data tekstual ataupun aertefaktual.


B. Tata dan Gaya Rambut Era Majapahit

Pada era Majapahit, tata rambut mengalami perkembangan signifikan. Beragam bentuk atau gaya menata rambut hadir, baik untuk diri wanita ataupun pria, yang kala itu sama-sama memanjangkan rambutnya. Selain tata rambut dari oleh kreasi sendiri, pengaruh tata rambut asing dari India, Cina, Persia, Indocina, dsb. turut memperkaya gaya tata rambut kala itu. Tersedianya perangkat berhias, seperti sisir (suri), cermin (darpana), tusuk konde, jamang, ikat rambut, dan perangkat bantu yang lainnya memungkinkan untuk dapat hadirkan beragam bentuk tata rambut baru. Sisir tentulah menjadi perangkat yang penting untuk merapikan ram- but, khususnya untuk rambut sebagian besar orang Jawa yang cenderung bergelombang (ngandan-andan). Sebagaimana kini, kala itu juga telah terdapat apa yang disebuti dengan "tren tata rambut". 

Gambaran mengenai ragam gaya mena- ta rambut pada era Majapahit tergambar pada sumber data artfaktual yang berupa arca-arca tetakota, baik yang utuhan ataupun fragmen- taris. Kendati berukuran kecil dan tidak utuh lagi, namun dari potongan kepala arca cukup diperoleh gambaran perihal tata rambut pada zamannya. Berikut terlampir foto memgenai gaya tata rambut era Majapahit, yang terkesan rapi, walau bersahaja namun artistik, dan mo- dis. Menggambarkan perempuan berambut ikal (kembang bakung), yang ditatata dalam bentuk disanggul ke belakang. Sisiran rapi rambutnya tergambar jelas. Demikian pula, arca dwarapa- pa (tampak belakang) itu perlihatkan tatanan rambut yang sedikit "disadak" serta diberi ikat- an berupa jamang dan konde berbentuk ceplok bunga, dengan sisa rambut ikalnya digeraikan. 

Bisa jadi, perempuan yang digambarkan terse- but berasal dari kalangan menengah ke atas. Lantara fragmen arca itu ditemukan di daerah Trowulan, yang konon menjadi ibu kota keraja- an (kadatwan, sebutan Jawa Baru "Kedaton") Majapahit, maka diprakirakan yang digambar- kan adalah warga dalam keraton (warrga/marr- ga i jro). Sebenarnya, dandanan rambut yang rapi bukan hanya untuk menggambarkan tam- pilan diri warga keraton, namun yang menarik,  dwarapa (penjaga pintu, guardian) pun digam- varian bertata rambut rapi dan elok. Foto-foto terlampir hanya menyajikan sebagian saja dari ragam tata rambut pada era Majapahit. Gaya atau tata rambut adalah pilihan, sesuai selera penggunanya. 


C.  Riset Tata Rambut Arkhais

Demikianlah sekelumit gambaran tata rambut pada era Majapahit. Ada baiknya, perihal tata rambut era Majapahit diteliti secara kolabora- tif (melibatkan sejumlah ahli yang berbeda latar keilmuan), serta mengkajinya rinci dan mendalam, disertai dengan eksperimentasi  cara penataannya dan kemungkinan transfor- masinya buat tata rambut sekarang. Perhatian terhadap tampilan diri, baik berkenaan dengan ragawi maupun benda-benda yang dikenakan pada tubuh, tergambarkan pada sasanti "ngadi sariro, ngadi busono, ngadi rikmo, dsb.". 

Semoga tulisan yang kendati pendek ini mem- beri kefaedahan. Paling tidak, menginspirasi para periset dan penata rambut untuk berolah kreasi, antara lain dengan menjadikan khasa- nah tata busana, tata rambut serta aksesoris  arkhais sebagai referensi. Nuwun. 

Sangkaling, 20 Desenber 2021

Griyajar CITRALEKHA