JSN Kahmi, Toleransi dan Tradisi

Kesenian Tradisional meriahkan JSN KAHMI 2017 / fb/jmcom
JurnalMalang - Jalan Sehat Nasional (JSN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang dipusatkan di Bundaran Balaikota hari minggu (30/8/2017) tidak hanya meriah dari sisi mobilisasi massa dan kedatangan banyak tokoh nasional, tetapi juga diwarnai berbagai atraksi budaya kesenian tradisional.

Hadirnya seni tradisi Nusantara di tengah-tengah acara alumni organisasi mahasiswa Islam terbesar ini memberikan pesan betapa organisasi ini ramah tradisi dan toleran terhadap kebudayaan yang dilahirkan di luar budaya muslim. Hal ini membuktikan bahwa para "Insan Cita' ini masih setia pada jalur Keislaman dan Keindonesiaan (Kebangsaan) yang selama ini menjadi salah satu tema besar perjuangan HMI.

Puluhan ribu alumni HMI mengikuti JSN Malang 2017 / fb
"Menjaga dan merawat integrasi NKRI berdasar Pancasila adl tugas sejarah & kewajiban HMI & KAHMI. Pesan dari Malang," tulis Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH di akun twitternya.

Guru Besar HTN yang menentang Pansus Angket KPK ini hadir mengikuti JSN bersama sejumlah tokoh KAHMI lainnya seperti: Ir. Akbar Tandjung, Ferry Mursyidan Baldan (Mantan Menteri Pertanahan/Agraria), Dr. Harry Azhar Aziz (Ketua BPK RI), Nurhayati Assegaf (DPR RI), Ridwan Hisyam (DPR RI), Dr. Lukman Malanuang (Kahmi Pusat/Mantan Ketua Cabang Malang) dan sejumlah senior HMI Jawa Timur. 

Rendra Kresna, Bupati Malang dan tokoh nasionalis Drs. Peni Suparto, MAP (mantan Walikota Malang / Alumni GMNI) turut hadir mengikuti JSN.
Sarapan bersama di ruang sidang Balaikota Malang
Diakun @harryazharazis Ketua BPK RI turut memposting fotonya disertai tulisan Jalan Sehat Kahmi Nasional di Malang, 30 Juli 2017. Mantan Ketua Umum PB HMI (1983) ini merupakan alumni yang aktif menghadiri acara Kahmi. Usai mengikuti rute JSN para alumni berseragam hijau-hitam ini melakukan rehat/ramah taman di ruang sidang balaikota Malang (Lt.3).

Pertemuan sahabat lama di JSN : Drs. Peni Suparto dan Dr. Harry Azhar Azis / jm.com
HMI dan Kahmi menjadi salah satu contoh entitas keagamaan di Indonesia yang memegang teguh prinsip agama namun juga konsisten menjaga Kebhinekaan Indonesia. Dalam sejarahnya, kader HMI banyak yang menjadi pejuang kemerdekaan melawan penjajah. 
Sehingga sangat penting bagi Pemerintah saat ini mendengarkan aspirasi HMI agar mengangkat sang pendiri organisasi Profesor Lafran Pane menjadi Pahlawan Nasional. (red1).