Negeri +62 Sibuk 'Disinfektan & Konsolidasi Lockdown', AS Sudah Produksi Massal AntiVirus #Remdisivir

Ilustrasi / gg
JurnalMalang - Riset maraton ilmuwan AS yang disokong oleh Pemerintahnya, akhirnya membuahkan hasil. AntiVirus Remdisivir telah sukses uji klinis dan mulai diproduksi massal. Jutaan paket telah diatur pola distribusinya.

Amerika Serikat mensahkan Remdesivir, obat yang diproduksi oleh Gilead Science, sebagai obat utama Coronavirus dan langsung direkom untuk digunakan secara resmi di RS seluruh Amerika Serikat. Tidak seperti chloroquine yang hanya supporting obat, Remdesivir ini merupakan penyembuh utama, drug of choice.

"Remdesivir memiliki dampak positif yang jelas dan signifikan," ujar Penasehat Kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci pada presskomnya, 2/5/2020. Saat itu juga Presiden AS DonaldvTrump mengumumkan hal yang sama, dan AS akan segera menang menghadapi teror Coronavirus.

Keampuhan khasiat obat tersebut dibenarkan oleh Guru Besar di bidang Farmakologi dan Neurosains asal Indonesia Prof.dr. Taruna Ikrar, M.Pharm, PhD yang kini merupakan periset ahli di USA.

"...Obat Anti Virus Corona COVID-19 telah disahkan (Remdesivir Approved as Drug of Choice  for COVID-19).. 
kami bersama team sedang memperjuangkan transfer & distribution Remdesivir ke Indonesia ," tulis Prof. Taruna yang juga mengikuti tahapan proses ujilab Remdesivir. 

Menurut ilmuwan kelahiran Makasar yang menjadi Specialist di Depart. Anatomi dan Neurobiologi di Universitas California Amerika Serikat tersebut, Remdisivir harganya terjangkau, sekitar 9 Dollars.

"Remdesivir adalah Pro-drug atau Generic dari obat anti virus. Yang menghancurkan virus corona dgn cara memotong rantai replikasi virus langsung ke inti sel virus." Kata Professor Taruna Ikrar menjelaskan cara kerja obat dalam menyebuhkan penderita Covid19.

Semoga obat anti covid19 yang akui mujarab oleh pakar pharmakology ini segera masuk bursa farmasi global sehingga bisa diakses oleh semua RS di Indonesia. Dan Pemerintah hendaknya cepat tanggap pada setiap perkembangan global terkait solusi menghadapi pandemik. **