Bank Sampah Malang (BSM) Jadi Percontohan Nasional

Bank Sampah Malang (BSM) yang telah dirintis sejak tahun 2011 ini tidak hanya bermanfaat bagi warga kota Malang dari aspek ekonomi dan lingkungan, namun juga mengundang prestasi tingkat regional hingga nasional. Berbagai dukungan berdatangan termasuk dari Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Baltazar Kambuaya ketika meresmikan salah satu unit BSM tahun 2012 silam. Beberapa kota di Indonesia juga melakukan studi banding di BSM dan mengundang tim BSM untuk presentasi di kotanya masing-masing, ingin belajar tentang konsep dan aplikasi BSM Malang.


BSM pertamakali digagas oleh mereka yang memiliki konsep peduli lingkungan, bagaimana agar sampah buangan itu bisa dikonversi menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Pada waktu pertama dirintis BSM didukung penuh oleh Walikota Malang (era Peni Suparto, MAP), Dinas Kebersihan & Pertamanan), Ketua TPP PKK waktu itu (Hj.Heri Pudji Utami, M.AP) dan beberapa orang yang peduli lingkungan, maka lahirlah BSM. Kerjasama berbagai elemen inilah yang mewujudkan BSM menjadi program andalan di sektor lingkungan kreatif, dengan infrastruktur yang lengkap dan manajemen yang profesional selayaknya sebuah perusahaan.
Sehingga BSM Malang meluncurkan program unik seperti Beli Sembako Bayar Pake Sampah, Utang Duit Bayar Pake Sampah dan juga bisa Nabung uang dengan menyetor sampah/limbah. Antusiasme masyarakat kota Malang menjadi luar biasa tinggi, dibuktikan dengan didirikannya berbagai unit BSM di beberapa kelurahan. BSM telah memiliki ribuan nasabah, yang dilengkapi dengan buku tabungan, dimana mereka bisa setiap saat menyetorkan sampah-sampah berharga seperti plastik, besi, kaleng, botol dst kepada unit BSM dilingkungan terdekatnya masing-masing.

BSM Malang memiliki sistem usaha yang profesional, memiliki sarana yang lengkap seperti alat timbang, mesin penghancur botol plastik, mesin pembersih, truk/alat angkut skala kecil dan besar, kantor dan unit-unit cabang, gudang serta memiliki jaringan distribusi produksi akhir sampah.
Kini warga anggota BSM tidak lagi sembarangan membuang sampah karena ternyata sampah-sampah tersebut memiliki nilai ekonomis dan lumayan menghasilkan uang tunai. Kertas-kertas bekas, botol air mineral, besi bekas, tutupan botol bekas, kaleng-kaleng bekas dan lainnya bisa dikumpulkan dan kalau sudah cukup banyak bisa langsung ditimbang di kendaraan keliling BSM yang sewaktu-waktu datang dilingkungan sesuai permintaan/kebutuhan.

Tidak berhenti disitu saja, BSM Malang juga melakukan sosialisasi gerakan lingkungan bersih dan sehat serta melakukan pembinaan terhadap masyarakat untuk mengolah sampah plastik bekas seperti bungkusan mie instan, bungkusan permen untuk dijadikan / dirajut / jahit menjadi aneka jenis barang seperti tas, pembungkus kue, hiasan dst.
BSM juga bekerjasama dengan kader lingkungan kota Malang untuk bersama-sama melakukan kerja sosial pembinaan masyarakat untuk memanfaatkan limbah, mengolah limbah, gerakan menanam dan merawat serta membantu dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Akhirnya kota Malang meraih ADIPURA KENCANA pada Juni 2013 lalu, yaitu penghargaan yang paling tinggi dibidang lingkungan (diatasnya ADIPURA). Ini adalah buah kerjasama masyarakat kota Malang, Pemerintah daerah, semua elemen termasuk kader lingkungan dan Bank Sampah Malang.






Bank Sampah Malang (BSM) kini menjadi salah satu program unggulan yang diapresiasi secara nasional dan ikut mengundang berbagai prestasi lingkungan. Sudah dirasakan banyak manfaatnya oleh masyarakat kota Malang. Program dan konsep BSM bisa juga dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat, swasta atau usaha personal.
Tinggal bagaimana program bagus ini dilanjutkan agar semakin meningkat dan unit/cabangnya semakin luas. Kuncinya adalah melibatkan masyarakat secara luas dan jangan terlalu dikendalikan oleh pemerintah, pemerintah sebatas sebagai pendukung/fasilitator aja, bukanlah pengendali, maka konsep BSM pasti tambah maju.....