Ilmuwan "Bandel" Prof. Tamim Pardede Klaim Formulasi Temuannya Lumpuhkan Corona; Tantang WHO Uji Lab?

Prof. Tamim Pardede (kiri) dalam sebuah presentasi ilmiah / tp
Riset lamanya, rekayasa mikro organism multi manfaat yang diakui sebagai salah satu inovasi penting di bidang bio-tek dewasa ini / ytube

(12/Mei/2020)
JurnalMalang, Kajian - Setelah sekian lama namanya tenggelam lantaran menjalani proses hukum akibat dari kontroversi yang dibuatnya sendiri, belakangan ini "ilmuwan nyentrik" Prof. Muh. Tamim Pardede kembali muncul melalui akun medsosnya. Tetap dengan gaya khasnya: blak-blakan, kritis dan kasar.

Sosok pria 'gimbal' ini sekilas lebih terlihat seperti penyanyi reggae daripada ilmuwan. Tapi disebut-sebut sebagai ahli dalam hal mikro organisme dan atau tepatnya, pakar Biokimia Molekuler. Akhir-akhir ini dia aktif membuat posting melalui akun facebook Tamim Par Dede yang baru saja disuspent oleh manajemen facebook lantaran postingan-postingan kontroversinya menyalahi kebijakan facebook. Sifat dan bahasanya yang frontale dan tidak bersahabat membuat jejak digital pria yang disebut Professor riset ini terciderai oleh kontroversi.

Ekspos hasil riset dan prestasi keilmuannya lebih banyak ditutupi oleh berita-berita yang lebih banyak memojokkannya, bahkan meragukan kapasitas keahliannya. Mungkin karena cara komunikasinya yang tidak mau berubah, tidak simpatik, media - media mainstream cenderung mewartakannya sebagai "antagonis" yang kaku ketimbang menggali potensi kepakarannya yang sempat dimuat di sejumlah televisi nasional. Karena arus media besar tidak berpihak padanya, dan Tamim tidak peduli, sebagai akibatnya kepakarannya dan status Profesorannyapun sering dipertanyakan: lembaga penelitian mana yang memberinya gelar Profesor riset?

Tidak sedikit pakar dan peneliti lain yang menuduhnya bukan ilmuwan alias gadungan, dan ada juga yang bertanya hasil temuannya mana yang diakui negara. Tamim balas menantang mereka untuk adu karya. Tamim kadang-kadang memosting link berita dan video yang mengulas hasil - hasil temuannya. Bahkan para ahli yang berada di LiPi diajaknya untuk adu kualitas temuan dari hasil riset. Dia sering mengunggah sejumlah video yang menunjukkan demonstrasi hasil temuannya, yang ternyata pernah diliput sejumlah media besar.

Belakangan dia membuka akun menggunakan platform Twitter dan Youtube. Meskipun postingan medsosnya campur aduk, dengan diksi khas Tamim yang sarkas, tetap saja banyak warganet yang membaca, menonton dan berkomunikasi dengannya.

Postingannya campur aduk "gaduh" antara ideologi, politik, amarah pribadi, humor dan bahkan hal-hal kurang pantas (seperti memaki-maki), tapi terselip beberapa informasi sains yang terlihat sesuai dengan kapasitasnya sebagai periset biokim-molekuler yang cukup berkelas, dan aktif membaca jurnal internasional.

Tampaknya dia fasih dalam hal ilmu bio-energy, dan bio-molekul. Memahami dengan baik istilah-istilah rumit yang hanya dikenal di jurnal sains yang spesifik pada bio-energi-molekuler. Cara dia menjelaskan hal-hal terkait virus misalnya, menunjukkan sebagai periset yang sudah lama bekerja di laboratorium.

Postingan sains yang paling sering diunggahnya akhir-akhir ini adalah tentang Corona Virus atau Covid-19 yang menurutnya virus yang ganas dan cirinya digambarkan kan seperti kombinasi antara virus EBOLA dan HIV. Jika diibaratkan terjadi rekayasa genetik, maka kode nya hasil kombinasi yang membentuk sifat virus yang khas: virus imuno-patogenic yang menyerang sel sekaligus pemicu badai imun. Ngeri, bila ini benar.

Bisa dibilang, Tamim lah ahli yang paling "cerewet" bicara virus baru ini pada masa-masa awal pandemi C19. Saat itu banyak netizen meledeknya bicara ngawur, namun seiring waktu apa yang dia terangkan hampir tidak ada yang meleset dari ulasan pakar Barat maupun temuan baru tentang Covid-19 ini. Sebut saja misal: mutasi virus, cytokin storm, imuno patogenesis atau im-patogenic, apa kaitannya dengan lalat dhosophile, VirusRNA transkripsi balik, cara penanganan, dan seterusnya.

Covid-19 (Meskipun dia tidak setuju virus ini dari keluarga virus Corona) amat cerdik dalam "menuju" sasaran (sel inang) yang sesuai kebutuhannya untuk melipatgandakan diri melalui mekanisme pensinyalan biolistrik yang dimilikinya, memanipulasi imun, mengunci sasaran dan menginveksi inang sel sebagai tempatnya berkembang biak.

Ilmuwan farmasi seluruh dunia dan WHO sedang kerja keras membuat obat dan vaksin corona virus, yang hingga saat ini ditulis belum ada kepastian yang diakui secara global. Semua masih diriset dan dalam tahap persiapan uji coba klinis. Informasinya, Cina sedang mempersiapkan Sinovac.

Jauh-jauh hari Tamim Pardede sejak bulan awal pandemi masuk sudah menjelaskan Coronavirus mampu bermutasi menjadi lebih rumit dan anehnya virus ini tidak saling menghambat dengan kekebalan tubuh. Lebih tepatnya, memancing antibodi skala besar lalu kacaulah sistem imun. Istilah Tamim, virus jenis imunopatogenesis

Pada kondisi yang parah, akan memancing datangnya arus besar imun menuju titik infeksi. Gelombang pertahanan tubuh yang datang dalam jumlah besar bukannya menghabisi virus justru menjadi beban tubuh yang sedang kacau sistim anti-bodinya. Yang terjadi yang diistilahkannya badai sitokin atau cytokinstorm. Yaitu banjir sistem imun yang menyerbu titik inveksi tapi justru berakibat fatal pada tubuh, yang akhirnya pada beberapa kasus menimbulkan lendir/dahak kental kaku yang mengganggu ruang aliran udara di paru-paru yang menyebabkan sesak napas akut. 

Masih menurut Tamim, ventilator bukan solusi tepat mengatasi badai sitokin. Katanya, memberikan asupan oxygen kemasan kepada penderita cytokin storm merupakan tindakan salah, sebab kandungan udara alami yang kita hirup sehari-hari sudah paling sehat: mengandung oxygen dan nitrogen dalam takaran yang sempurna untuk dihirup manusia yang sakit maupun yang sehat.

Katanya, dunia medis harus mengkaji bagaimana karakteristik, hakekat dan cara kerja virus ini. Dan sebagai catatan, ciri virus berbasis RNA dan imunopatogenesis ini adalah "menumpangi" komorbid: daya serangnya menjadi lebih cepat. 

# Khusus pembahasan mengenai "Hakekat Virus" yang dimaksud, baca: Hakekat Virus by Tamim Pardede

Dalam logika Tamim, cara menghentikan virus model ini harus lebih dahulu memahami hakekatnya dan lalu menemukan cara bagaimana menghentikan/ menggagalkan pola "komunikasi" atau pensinyalannya baik terhadap sesama virus maupun pensinyalan virus dengan sel inang. Kacaukan sistem "bio-elektrik" nya maka virus akan stagnan.

Pertanyaan yang sempat diajukan beberapa netizen, jika memang benar virus ini memiliki kapasitas bio-electric yang menonjol dan sistem komunikasinya berbasis pensinyalan, berarti secara teori ada celah untuk mengintervensinya melalui rekayasa energy electro, pencahayaan atau juga mungkin sejenis aroma therapy yang resisten dengan karakteristik virus tersebut? Sehingga tidak tertutup kemungkinan suatu saat virus dapat "diganggu" dengan tembakan cahaya tertentu? Tamim bilang bisa dan dia sudah tahu caranya.

M. Tamim Pardede mengkritik dunia farmasi global yang katanya gagap menghadapi pandemi Covid-19 dan lebih banyak memberikan solusi semu. Bahkan test covid yang menurut Tamim sepele, dilakukan penuh kerja keras, mahal, ribet dan hasilnya membingungkan: kadang positif atau sebaliknya. Katanya, itu - atau + semu.

Sebagai orang yang menyatakan diri sebagai pakar dan peneliti bio kimia molekuler handal, yang mengklaim dirinya paling paham dunia mikro organisme, Tamim Pardede menerbitkan dua temuan "sepele" sebagai permulaan dalam menghadapi Coronavirus. Ini sekaligus sebagai tantangan terbukanya kepada ilmuwan farmasi global: adu kemampuan analisa riset zat anti-covid, dari pakar eksentrik yang juga pandai menyanyi dan mengarang lagu ini.

Pertama, alat tes modern yang kita kenal seperti rapid test, swap-antigen dan PCR menurutnya kurang akurat, cenderung menghasilkan positif atau negatif semu jika dibanding temuannya. Prof. Tamim memberi solusi alat test C19 yang lebih murah, alami, cepat dan akurat.

Yaitu ada jenis tumbuhan tertentu (seperti binahong) yang menurutnya jika diracik dengan aturan yang dia sarankan sebagaimana hasil penelitiannya maka dapat mendeteksi orang apakah terinfeksi atau tidak. Jika muncul reaksi kulit gatal-gatal pada yang test tadi maka dia sudah yakin orang tersebut positif covid. Dan apabila orang-orang atau hewan di sekitarnya orang yang ditest tadi tiba-tiba mengalami hal yang sama juga, gatal gatal, maka dipastikan siapapun yang merasakan gatal yang khas tersebut sudah positif terjangkiti virus C19.

Pardede jelaskan, virus covid memiliki kemampuan bio-elektrik yang sempurna dan cara kerjanya jauh berbeda dengan virus berbahaya lainnya. C19 yang masuk ke tubuh, akan saling berkomunikasi dan membangun sinyal interaksi dengan inang yang akan diinveksi. Retrovirus ini seakan sadar diri bahwa mereka akan eksis dengan memanfaatkan sel inang untuk berkembang biak, sekaligus mengacaukan sistem imunnya. 

Sementara sistem imun yang sudah dikelabuinya, keluar dalam jumlah besar dan bekerja keras melindungi tubuh. Pada keadaan tubuh sedang lemah dan atau ada pasien komorbid, virus ini menjadi semakin berbahaya. Arus deras anti body yang seharusnya membentengi pasien covid anehnya dapat menjadi beban tubuh yang kian melemah. Pada kondisi tertentu saturasi darah akan merosot tajam. Aliran nafas juga terganggu.

Melumpuhkan covid jenis imunopatogenetis menurut Tamim, tak akan bisa tuntas dengan obat kimia apalagi empon-empon yang umumnya kita sebut jamu tradisional. Tidak akan bisa membunuh virusnya. Tapi secara teori, mengatasi covid-19 dapat dilakukan dengan cara menggagalkan proses 'komunikasi' virus ke sel inang atau mengacaukan proses infeksi covid ke inang sel yang menjadi mesin pembiakan virus.

Bagaimana cara menetralkan pensinyalan virus sebelum atau sesudah mengcopy kode genetiknya ke sel sehingga dia gagal berkembang biak terus, itulah kuncinya menurut Pardede. Kegagalan sistem sinyal virus ini, sebagai sifat dasar retro-virus, akan membuatnya stagnan dan akhirnya tidak eksis. Virus gagal beraksi dan tidak akan pernah berkembang biak lagi dalam tubuh. Virus "gagalpaham" pada dirinya sendiri. Ketika virus pasif akibat kacau sinyal, mereka hanya akan jadi benda biasa dalam tubuh, sehingga sistem imun tidak perlu bekerja keras menghadapinya karena tidak ada bahaya bagi tubuh. Berdasarkan gambaran teorinya di atas Tamim Pardede mengaku paham sekali cara mengacaukan pensinyalan virus Covid-19 yang menggemparkan dunia saat ini.

Tamim klaim sudah lama menemukan "obat" yang mampu melumpuhkan proses replikasi virus dan sudah dia uji cobakan ke banyak orang.

Kedua, jika sudah positif terkena Covid19 dan atau sebagai langkah pencegahan,  Tamim mengeluarkan salah satu hasil temuannya yang bisa diakses publik secara luas. Dalam banyak unggahan di facebooknya (sebelum diblokir, dan kini melalui youtube dan twitter) terdapat banyak testimoni publik yang sudah mencoba produk Tamim Pardede. Semua mengaku sehat dan sembuh dari gejala Covid. Produknya saat ulasan ini disesuaikan dijelaskannya, akan terus ditingkatkan sesuai potensi mutasi virus. Menurutnya "ramuan Tamim" mampu melumpuhkan varian baru virus C-19 dan semua virus sejenis.

Berikut penjelasan lengkapnya sebagaimana dikutip dari Tamim Pardede dan atau di akun fb nya sebelum disuspend:

Anti Viraload Oil (AVO)
================
Anti Viraload Oil (AVO), berfungsi untuk mengunci penyebaran dan reproduksi virus dalam berbagai tahapan, sejenis SARS, MERS, COVID & PENYEBAB GANGGUAN PERNAFASAN LAINNYA.
AVO terdiri dari gugus lemak yang memang sangat reaktif ketika bertemu dengan lipid pada virus yang berfungsi sebagai sinyal, komponen pembangun energi, membran sel.  AVO membentuk stress konfigurasi molekuler pada virus sehingga virus mengalami semacam "gagal faham" terhadap dirinya sendiri. Pensinyalan lipid oleh virus berbanding lurus dengan pensinyalan sel inang yang akan diserang.

Konfigurasi molekuler antara lipid virus dengan sel menjadi penentu suksesnya kinerja virus di samping sebagai penambah energi bagi sang virus dalam menuntaskan tugasnya, maka perlu diupayakan agar virus mengalami gagal konfigurasi, kacau energi, yang berbanding lurus juga dengan kacau pensinyalan yg sedang dilakukan oleh virus.

Disitulah fungsi AVO dalam menggagalkan upaya virus utk merampok sinyal dan identitas sel tubuh kita. Sehingga cocokkah bila AVO disebut sebagai antinya virus atau anti virus. AVO cukup insyaALLAAH dikonsumsi secara oral setiap jam sekali sebanyak satu sendok teh. Hingga rasa tidak nyaman yang dialami tubuh berangsur pulih sedia kala.

Biasanya dalam waktu sehari perubahan signifikan sudah bisa dirasakan oleh penderita yang terjangkiti virus2 tsb di atas. Kecerdikan virus insyaALLAAH dapat diimbangi oleh formulasi kecerdasan AVO saat kontak langsung dengan virus tsb. Selamat mencoba.

Cara penggunaan:
Ambil AVO satu sendok makan, Masukkan ke mulut,kumur2kan secara merata didalam mulut lalu telan sampai habis. Jangan minum atau makan 10 Menit setelah konsumsi AVO.

Formulator : Prof. Dede Pardede
(Tamim Pardede penemu BIOS 44)
Sumber: Tamim Pardede.

Berdasarkan pencarian informasi dan video-video pendek youtube Tamim Pardede tercatat merupakan peneliti yang berhasil menciptakan temuan penting seperti rekayasa pembiakan bakteri multi fungsi yang dapat mengatasi kebakaran hutan dan normalisasi lahan yang rusak dan perbaikan kualitas air sungai yang tercemar,  dengan cara yang paling ramah lingkungan.

Lalu ada temuannya berupa bahan bakar dari limbah sawit yang dicampur air dan bahan lainnya dengan kandungan yang mencengangkan. Ada obat terapi untuk rehabilitasi pecandu narkoba; zat penyubur pertanian pengganti pestisida dan lain sebagainya. Hal yang paling fenomenal adalah perannya dalam penemuan inovatif formulasi rekayasa mikro organisme yang populer disebut Bios44. Bakteri hasil "ternak massal" tersebut ternyata diakui sangat bermanfaat diterapkan di sektor pertanian, peternakan hingga memadamkan - mengantisipasi kebakaran lahan gambut skala besar.
Tamim mengklaim punya 70 an temuan hasil riset baik yang dilakukannya sendirian maupun riset bareng dengan peneliti asing. Sebagian katanya sudah memegang hak paten dan banyak yang dalam proses pengajuan hak kekayaan intelektual.

Berkali-kali dia diundang menjadi narasumber di kampus dan riset gabungan di sejumlah instansi negeri. Kiprah dan hasil temuannya banyak terdokumentasikan di media sosial dan terutama di video youtube amatir. Ada juga beberapa media mainstream yang mendokumentasikannya.
 
Terlepas dari kekecewaan yang dialaminya, banyak yang menyayangkan sikap Tamim Pardede yang kaku, anti kompromi dengan pihak yang tidak sejalan dengannya, reaktif dan kurang ramah dalam pergaulan sosial.
Tamim Pardede memaksakan diri melawan arus besar dan tidak menyesuaikan dengan situasi zaman yang harusnya bisa luwes dan adaptif dengan budaya medsos. Sangat egois dan tidak peduli strategi sosial. Sehingga tidak heran bila gagasan briliannya hanya direspon sedikit orang dan menutup peluang publikasi nasional serta internasionalnya. Kontroversinya membuat publik sulit/ragu menghadirkannya di forum-forum diskusi ilmiah. 

Postingannya yang campur aduk antara Iptek dan masalah keyakinannya yang kaku mempersempit dialog dan alih-alih mendapat simpati ilmiah, justru dituding sebagai fanatis yang menyebarkan paham tertentu. Atau, apakah memang Tamim Pardede memilih jalan sesuai egonya, meskipun dia sadar endingnya tidak akan dihargai?

(Diolah dari berbagai sumber: youtube, gatra, dan google dst).