ANALISA PEROLEHAN SUARA PARPOL & CALEG TERPILIH DPRD KOTA MALANG PADA PILEG 2014

Tulisan ini tidak berniat untuk mendahului penetapan KPU yang hingga hari ini belum melakukan perhitungan di tingkat kota Malang. Dengan kata lain, tulisan ini lebih bersifat analisa informasi dan bukan merupakan hasil valid sehingga untuk angka perolehan suara parpol BELUM kami muat sebelum tuntas Pleno resmi dari KPU yang rencananya di mulai besok Minggu tanggal 20 April 2014. Berikut ini kita simak siapa saja CALEG yang bakal / berpeluang lolos ke kursi panas DPRD Kota Malang. (Ulasan ini akan direvisi setelah penetapan resmi / Pleno KPU Kota Malang).


DAPIL KLOJEN
Kecamatan Klojen adalah kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil tapi sangat padat. Sejak jumlah kursinya dikurangi dari 7 ke 6 kursi maka dipastikan tidak akan ada Parpol yang bisa meraih 2 kursi di Klojen. Masing-masing 1 aja cukup dan dibagi rata.

PDIP Klojen, sama dengan di Dapil lainnya, musim pemilu kali ini amat mengesankan, mampu mendulang suara besar. Meskipun perolehan suara Calegnya tidak tinggi-tinggi amat, namun rakyat yang men coblos tanda gambar moncong putih luar biasa banyaknya. Klojen sudah aman 1 kursi milik Banteng, yaitu dr. Teguh Mulyono, mantan anggota dewan (2004-2009), nanti dia akan menjadi satu-satunya dokter yang perokok berat di gedung mewah jalan tugu nomer 2.

Hampir saja terpeleset, karena krisis figur PKB dapat juga 1 kursi di Klojen. Sementara DEMOKRAT yang diprediksi keok di dapil neraka ini malah aman di 1 kursi dan bukannya Hj. Suharni yang jadi melainkan orang Betek Hery Subianto. Ada yang menduga bahwa kepiawaian Hery dalam mengelola konflik 1 jalur Jalan Raya M. Panjaitan membuatnya meraih dukungan besar rakyat ditambah lagi dengan gayanya yang diam-diam, jarang muncul atau muncul tiba-tiba sebenarnya mempertegas sosok satu ini adalah pemain handal meskipun di lingkungan rumahnya sendiri sudah banyak yang berpaling.

Seperti yang sudah kami prediksi, PAN akan dapat 1 kursi di Klojen karena Bareng Tengah punya basis Muhammadyah dan si incumbent (Syaiful Rusdi) juara politik lokal Klojen yang tak pernah kalah. Sama dengan prediksi kami juga, HANURA dapat 1 kursi karena ada minimal 3 caleg yang tarung total sehingga kompak meraih suara banyak. Dan yang mengejutkan GOLKAR yang krisis figur justru sukses dapat 1 kursi.

DAPIL BLIMBING
PDIP mencetak rekor di dapil susah ini: 3 kursi dipastikan sudah milik Abd. Hakim - Tri Yudi - Erni. Raihan suara melimpah ini tak lepas dari bekup caleg DPR RI (terutama A.Basarah), ditambah dengan munculnya kuda hitam anyaran Erni Farida dan kepanikan Tri Yudiani yang takut disalib Erni dengan asumsi cuman 2 kursi, maka Yudis meningkatkan gerakannya dan mereka bertiga sukses bersama.
Rasmudji dari PKB, berdasarkan survey sudah kami pastikan akan jadi sebulan sebelum Pileg dia amat kuat di zona Bale Arjosari, Arjosasi Pandanwangi dst.

GOLKAR, GERINDRA, PKS dan DEMOKRAT mendapatkan masing-masing 1 kursi dengan nama caleg yang sama persis dengan hasil survey. Sementara PAN, berbeda dengan dugaan kami yang "keliru" bahwa yang berhasil ternyata Subur Triono, memang di internal PAN Blimbing belum ada yang bisa menyaingi kekuatan politisi muda mantan kader Demokrat yang terbuang ini.
Hal yang tidak mengejutkan adalah, lolosnya Hj. Heri Pudji Utami (Bunda Heri) dari PPP. Meskipun maju lewat partai yang tidak pernah punya kursi sejak tahun 1999, lewat dapil rumit dan ditengah apriori pasca Pilwali 2013, Bunda Heri melaju dengan mudah bahkan meraih suara pribadi tertinggi di Blimbing dan se kota Malang.

DAPIL LOWOKWARU
PDIP meraih posisi wajar di sini, dengan mengGol kan RB Priyatmoko - Arif Wicak. Kalau dilihat bobot kedua unggulan banteng Lowokwaru ini sebetulnya tidak ada yang istimewa: Moko barusan kalah Pilwali dan Arief W sosok yang tertutup, namun karena zona ini di bom oleh logistik politik dari intern caleg DPR RI seperti Sayed dan Andreas maka suaranya sangat besar.
PKB hanya dapat 1 kursi, ironi karena ini adalah kandang PKB dan tempat tinggal dari Abah Anton ketua DPC PKB Kota Malang. HANURA mendapatkan 1 yaitu Imam Ghozali mengalahkan nomor urut 1 Ali Akbar. Sementara DEMOKRAT mendapatkan 1 kursi dan bukan Arif Dharmawan (ketua DPC PD Kota Malang + Ketua DPRD 2 periode). Arif DH kali ini mendapatkan pelajaran penting bahwa pejabat tinggi sekalipun akan keok bila tidak mampu bertarung strategi-tim dan uang. Jadi politik adalah ajang pembuktian orang itu tidak pelit.
PKS, NASDEM, GOLKAR, GERINDRA mendapat masing-masing 1 kursi. Anehnya PAN yang dihuni oleh orang-orang kuat bisa lewat. Ada incumben Pujianto, Sekum Rofiq Awali, Tokoh BSM, Wahyu Eko pengusaha dst.

DAPIL KEDUNGKANDANG
PDIP meraih 2 kursi yang salahsatunya dimiliki Prapto caleg yang sudah menghuni gedung dewan 3 periode. PAN meraih 1 namun bukan ketua DPC nya (Lokh Mahfud) melainkan mantan Cawawali 2008 Mohan Katelu. PD meraih 1, GOLKAR 1 PKS 1 dan GERINDRA 1. PKB mendapatkan 2 kursi. Diluar prediksi PPP meraih 1 kursi dan lebih mengejutkan lagi pemenangnya adalah anak muda (Syamsul Fajrih) mengalahkan Abah Rozak ketua DPC PPP Kota Malang.

DAPIL SUKUN
Sama dengan Blimbing, PDIP Sukun meraup 3 kursi. Sukun bisa sukses seperti ini dikarenakan sejak dulu menjadi kandang utama banteng mata merah, meskipun para calegnya mayoritas rendah SDM. Yang akan ngantor di gedung dewan adalah Eka SG incumben, Hadi S (Pengacara) dan Tutuk (usaha nasi kotak dan istri mantan anggota dewan).
HANURA kembali menyukseskan Yaqud Nanda dengan perolehan suara yang dicurigai terlalu tinggi dari perolehan aslinya (maklum dia temannya Ketua KPUD). Gerindra, PD (Christea), Golkar (Choirul Anwar) dan PPP masing-masing 1 kursi. PPP mengorbitkan Asia Iriani seperti hasil riset kami di Sukun sebulan sebelum Pileg. Untuk sisa 1 kursi, PAN unggul tipis dari PBB.

Analisa Singkat
Target Rasional PDIP Kota adalah 2 kursi di masing-masing dapil kecuali Klojen 1 (9 Kursi), namun ternyata meraih 11 kursi. Ini jelas surplus yang luar biasa. Maka nanti kursi DPRD kota akan menjadi milik PDI Perjuangan (Antara Moko-Abd.Hakim). Perpecahan internal sejak pak Peni dan gerbongnya dipecat dari PDIP ternyata tidak menggeser kesolidan basis banteng, justru mendapatkan tambahan dari kaum nasionalis yang selama ini berpencar ke parpol-parpol lain. Keberhasilan PDIP kota jelas bukan karena faktor Jokowi effec melainkan karena memang Kota Malang adalah bekas basis terbesar banteng (sejak 1999) dan pada pemilu kemarin semuanya balik kandang.

PKB yang dipimpin Walikota Malang Abah Anton sejak awal sudah sesumbar akan merebut 14-15 kursi dari sebelumnya hanya 5 kursi. Target konyol ini kandas dengan fakta bahwa PKB kota Malang hanya meraih 6 kursi (tidak sampe separuh target). Ini bukti bahwa Anton effec juga tidak berlaku di pileg 2014 meskipun abah Anton sengaja cuti hanya untuk ikut kampanye PKB.

GERINDRA kota Malang sedikit lebih baik dengan meraih 4 kursi dari sebelumnya hanya 2. Bila melihat tren Gerindra nasional maupun lokal yang sedang naik daun seharusnya kota meraih lebih dari itu.

GOLKAR Kota Malang bisa dibilang sukses menjaga 5 kursinya padahal diprediksi menurun menjadi 4. Ini tidak lepas dari konsistensi basis Golkar yang setia serta kepemimpinan Bung Edi yang mampu menjaga stabilitas partai.

PAN juga sukses mempertahankan 4 kursinya. Hanya berubah di Dapil Sukun yang sebelumnya tidak pernah dapat kursi sekarang meraih 1 dan gagal di dapil Lowokwaru (basis PAN sendiri dimana dekat dengan kampus UMM).

HANURA moncer dengan raih 3 kursi dari sebelumnya hanya 1. Kehebatan mereka, mampu meraih kursi di dapil sulit seperti di Klojen.

PARTAI DEMOKRAT kota terjun bebas dari Partai Pemenang 2 Periode kini hanya bisa raih 5 kursi. PD tidak hanya kehilangan lebih dari separuh kursinya, nanti juga kehilangan jabatan Ketua DPRD yang selama 10 tahun ini dipegang mereka.

PKS kehilangan 2 kursi, karena hanya bisa meraih 3 kursi. Dengan melihat cobaan yang PKS terima yaitu kasus LHI yang jadi korban KPK yang dituding sebagai Komisi Pilih Kasih dan di Malang sendiri calegnya tersangkut masalah hukum serius. Jadi perolehan 3 kursi saja sudah istimewa.

PPP bisa dibilang salahsatu yang paling moncer karena mampu mendulang 3 kursi. Padahal sejak pemilu pertama pasca reformasi 1999 PPP tidak pernah meraih 1 kursi sekalipun. Ini tidak lain karena faktor bergabungnya caleg-caleg kuat seperti Hj. Heri Pudji Utami (Blimbing).

NASDEM lumayan mendapatkan 1 kursi, di Lowokwaru............