Lawan Bersorak, Informasi Rekom PDIP Dibocorkan Kader Secara Lisan Kepada Media

Ilustrasi / internet
JURNALMALANG.COM, Batu - Sejak jumat kemarin (2/9/16) hampir semua media besar (kecuali Surya Malang) menurunkan berita headline bahwa rekomendasi DPP PDIP sudah turun ke pasangan Dewanti-Punjul. Sumber utamanya adalah informasi lisan dari Jakarta. Nama dan Jabatan narasumbernya jelas. Bahwa menurutnya pleno DPP sudah memutuskan mendukung paslon tersebut dan tinggal minggu depan ini SK rekom dikirim ke Batu.

Sebagai partai besar yang matang pengalaman politik pilkada, PDIP tentu sangat hati-hati dalam menghitung "timing" mengumumkan rekom. Berkaca kepada pengalaman di kota dan kabupaten Malang dimana calon banteng kalah telak karena sejumlah blunder politik, maka kali ini banteng tidak akan gegabah apalagi mengumumkan rekom dengan cara lisan yang kemudian lahir segudang opini yang dapat berpotensi gejolak di level bawah. 

Bahwa yang disebut rekom di internal banteng adalah sebuah putusan formal yang dituangkan ke dalam lembaran resmi berlogo DPP PDIP yang ditandatangani Ketum dan atau yang mewakili serta dilengkapi stempel asli. Sebelum lembaran ini ada, maka segalanya adalah opini dan akan menjadi aib bagi partai besar apabila masih ada kader yang bersuara lantang ke media massa mengabarkan opini.

Siapapun pihak yang secara lisan menyampaikan resume pleno DPP yang sebetulnya bersifat "rahasia internal", apapun fakta hasilnya, sebetulnya blunder politik serius yang dilakukan untuk partai moncong putih ini di Batu. Sebab ramainya media memberitakan turunnya rekom tersebut ternyata dipahami sebagai opini oleh sebagian publik sebab fakta riilnya rekom tertulis belum ada di Batu.

Ketika rekom secara formal belum sampai di Batu dan belum ditandatangani Ketua Umum DPP, tetapi opini sudah terlanjur ramai mengarah kepada paslon tertentu, maka publik yang cermat memandang ini sebagai "permainan di dalam permainan". 

Patut dianalisa bahwa kemungkinan ada pihak yang berkepentingan yang sengaja mengumumkan secara dini informasi yang belum dinyatakan sah untuk mengunci opini melalui media massa. Sangat mustahil parpol sekelas PDIP melakukan pola sosialisasi melalui opini tanpa lembaran SK otentik, sementara kader di bawah yang menanti kepastian rekom mengharapkan informasi yang akurat, legal demi menghindari konflik internal di level bawah.

Nasi sudah menjadi bubur. Media sudah terlanjur memberitakan. Para kompetitor PDIP di Batu pasti bersorak dan sudah mengerti bahwa rapat terbatas pleno setingkat DPP PDIP pun ternyata hasilnya bisa dan boleh dibocorkan dengan gampang. Maka jangan heran bila banteng ibarat berada di rumah kaca, apapun yang dilakukannya bisa cepat diketahui publik.

Jika banteng ingin benar-benar memenangkan pertarungan di kota Batu, maka sebaiknya tidak mengulangi pola-pola lama, dimana kecenderungan mengikuti permainan lobbi elit dan mengabaikan proses di level bawah serta hasil survey resmi DPP -siapa peserta konvensi banteng yang memiliki tingkat elektabilitas terbaik, yang paling berpotensi menang dipilih rakyat Batu. (red1-jmcom).