Koalisi Besar Akan Lawan PDIP di Pilkada Kota Batu?

ilustrasi / frontroll.com
JURNALMALANG - Tahapan Pemilukada Kota Wisata Batu (KWB) sudah mulai berlangsung. Satu paslon independen sudah mendaftarkan diri beberapa hari lalu. Sementara dari parpol belum ada satupun yang mengumumkan paslon resminya, termasuk PDI Perjuangan yang paling awal melakukan konvensi penjaringan paslon.

Parpol di luar PDIP, sedang memanaskan mesinnya, sambil menunggu keluarnya pengumuman rekomendasi paslon jagoan banteng yang menurut informasi akan terbit paling lambat akhir agustus ini. PDIP yang memiliki cukup kursi (5 kursi DPRD) bisa mencalonkan pasangan sendiri tanpa koalisi. 

Penantian parpol non banteng ini berkaitan dengan dua opsi : apakah bergabung dengan PDIP atau membentuk koalisi besar untuk melawan PDIP, tergantung siapa nanti yang dijagokan banteng sebagai Cawali/Cawawali Kota Batu di pilkada 15 Februari 2016 nanti.

Apabila paslon yang diusung PDIP memiliki potensi besar untuk menang (elektabilitas tinggi) maka besar kemungkinan akan banyak parpol memilih bergabung. Sebaliknya jika banteng menerbitkan rekom pada paslon yang menurut hitungan para parpol akan sulit meraih suara tinggi maka akan terbuka peluang lahirnya koalisi total lintas parpol (20 kursi) melawan PDIP yang hanya memiliki 5 kursi.

Ada dua kandidat utama bacalon Walikota di internal PDIP, 1) Dewanti (Istri Incumbent Eddy Rumpoko) 2) Punjul Santoso (Wakil Walikota Batu). Kedua tokoh ini sama - sama berpeluang direkom meski pada akhirnya nanti hanya 1 orang yang akan dipilih sebagai calon resmi dari PDIP. Sementara di bursa calon wakil walikota yang daftar di PDIP ada nama pengusaha asli Batu Sujono Djonet.

Ada banyak kemungkinan yang akan dipilih oleh DPP PDIP dari opsi utama sebagai berikut : 
  • Dewanti - Cawawali yang ikut penjaringan (Sujono Djonet);
  • Dewanti - Calon dari Partai Lain luar PDIP;
  • Dewanti - Punjul;
  • Dewanti - Sutiyo;
  • Punjul - Calon wawali yang ikut penjaringan PDIP (Djonet);
  • Punjul - Dewanti;
  • Punjul - Calon dari parpol koalisi;
  • Punjul - Sutiyo;
  • Sutiyo - Djonet (atau sebaliknya).
Dianalisa, jika akhirnya nanti banteng merekom paket paslon dari hasil penjaringan internal PDIP maka akan ada dua kemungkinan sikap parpol di kota Batu :
  • Beberapa parpol akan memilih bergabung dengan koalisi PDIP;
  • Parpol-parpol akan membentuk koalisi dengan mengusung paslon sendiri.
Jika pilihan yang kedua (koalisi besar paprol), maka banteng akan menghadapi gabungan koalisi yang  mayoritas dari para pemilik suara sebagai berikut : Gerindra (4 kursi), PKB (4 kursi), Golkar (3 kursi), Demokrat (3 kursi), PAN (3 kursi), PKS, HANURA, NASDEM masing-masing 1 kursi.

Dari total 25 kursi DPRD Kota Batu hasil pemilu 2014, PDIP memiliki 5 kursi dan 20 kursi dimiliki oleh gabungan parpol yang berpotensi membentuk koalisi besar menghadapi PDIP di pilkada KWB 2017 mendatang.

Namun yang perlu diingat, bahwa parpol hanya sebagai kendaraan politik dan bukan jaminan paslon bisa menang karena dukungan parpol tertentu. Pilkada adalah memilih figur bukan partai. Sehingga dalam pemilukada Batu nanti SUARA RAKYAT BATU lah yang menjadi penentu siapa yang berhak memimpin kota wisata ini ke depannya.(jm1/lg).