Fenomena Nongkrong di Kalangan Remaja

Ilustrasi: google

Oleh : Azzahra Firdhaussy*

Di zaman modern ini masyarakat mulai mengalami perubahan terhadap kebiasaannya. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya karena semakin pesatnya perkembangan teknologi sehingga masyarakat sangat mudah mendapat informasi dari luar. Hal ini sering terjadi, terutama kepada remaja di Indonesia. Perkembangan teknologi seperti sosial media mempunyai peran penting bagi mental dan pandangan mereka. Saat ini banyak remaja yang mengikuti gaya hidup dari orang luar negeri akibat informasi yang didapatkan melalui instagram, twitter, tiktok dan media sosial lainnya. 


Foto: Azzahra Firdhaussy (penulis).

Salah satu gaya hidup yang semakin marak di kalangan remaja adalah fenomena nongkrong di coffe shop atau café kekinian. Bisnis coffee shop atau kafe kini semakin menjamur di berbagai daerah, bahkan bukan hanya di wilayah perkotaan saja. Fenomena ini disebabkan kebiasaan generasi milenial yang sangat suka nongkrong.

Jika dulu masyarakat lebih mengenal warung kopi, kini istilah yang lebih keren adalah cafe atau coffee shop. Namun warkop dan cafe memiliki tampilan yang berbeda, jika diperhatikan dengan seksama cafe lebih modern dengan pengaruh budaya barat. Ada beberapa alasan yang membuat generasi ini begitu suka nongkrong di cafe. Cafe memiliki tempat nyaman, kenyamanan ini sangat disukai oleh para remaja millennial karena dapat menghilangkan rasa bosan.

Alasan utama kenapa cafe jadi pilihan tempat nongkrong karena lebih nyaman dan santai dibandingkan restoran atau warung kopi. Restoran terkesan lebih formal dan usai makan konsumen akan langsung pulang. Sedangkan warung kopi lebih terkesan terlalu tradisional. Generasi milenial membutuhkan tempat seperti cafe yang nyaman demi menghilangkan rasa bosan dari kegiatan sehari-hari. Baik itu belajar di kampus atau lelah dengan pekerjaan yang sangat padat. 

Saat ini, nongkrong di cafe sudah menjadi gaya hidup agar eksis. Gaya hidup modern ini juga menjadi alasan besar mengapa budaya nongkrong terus dilakukan. Karakter generasi milenial adalah ingin agar eksistensinya terus dilihat dan dihargai secara sosial. Oleh karena itu banyak remaja yang datang ke cafe karena hanya ingin tak ketinggalan dari teman atau lingkungan sosialnya. Asalkan bisa mengikuti tren dan dikenal tidak ketinggalan zaman, mereka akan terus sering nongkrong di cafe baru dan terkenal. Alasan ini pada dasarnya tidak akan baik apabila terus dibiarkan, hal ini karena kebiasaan tersebut akan menimbulkan gaya hidup konsumtif bagi para remaja lainnya dan menimbulkan dampak negarif lainnya yang lebih buruk.

Saat ini cafe juga memiliki gaya marketing atau promosi menarik dari sosial media yang menjadi alasan lainnya mengapa remaja sangat gemar melakukan hal ini. Kebiasaan nongkrong juga tidak terlepas dari peran besar sosial media. Pada masa-masa inilah sosial media begitu banyak digunakan. Sosial media seperti Instagram mampu menampilkan foto atau video dari berbagai jenis cafe dengan lokasi menarik. Ditambah lagi dengan tampilan menu makanan yang lezat sangat menarik perhatian, bahkan bukan hanya generasi milenial saja. 

Cafe juga menjadi tempat yang nyaman untuk nugas dan kerja. Bila diperhatikan secara seksama, tak dapat dipungkiri bahwa cafe adalah tempat yang nyaman, tidak terlalu ramai seperti restoran. Ruang yang lega serta fasilitas lengkap membuat cafe jadi tempat paling nyaman bagi pelajar dan mahasiswa mengerjakan tugas, skripsi atau tesis. Begitu juga dengan menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan dunia kreatif. Sebagian besar generasi milenial yang berjiwa bebas tentu butuh suasana baru dengan bekerja di cafe. ©

*Penulis adalah pelajar SMAN 1 Kepanjen, Malang