
Tim Glucafe Cookies (dari kiri
Amira, Amin, dan Lhulu)
Dewasa ini, gejala autisme banyak
dialami oleh para anak-anak khususnya di Indonesia. Meningkatnya penderita autisme
di Indonesia, khususnya pada anak-anak tentu saja memunculkan tanda tanya besar
“apakah penyebab pasti dari gangguan autisme ini?”
Perlu diketahui, autisme adalah
gangguan perkembangan syaraf kompleks yang ditandai dengan kesulitan dalam
interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas, berulang-ulang, dan
karakter stereotip. Gangguan autisme muncul sebelum 3 tahun pertama kelahiran
sang anak. Kebanyakan orang tua tidak mengetahui gejala-gejala tersebut,
alhasil anak-anak mereka tetap menyandang perilaku autis hingga dewasa.
Meskipun perilaku autis akan hilang ketika mereka sudah dewasa, tetapi para
pakar mengemukakan perilaku tersebut tidak bisa hilang 100% pada penderitanya.
Pada dasarnya belum ditemukan obat
khusus untuk menyembuhkan perilaku autisme, satu satunya pengobatan adalah
dengan melakukan terapi secara rutin. Hal yang menjadi permasalahan berikutnya
adalah terlampau mahalnya pengobatan guna mengobati perilaku autis. Bisa ratusan
ribu hingga jutaan rupiah untuk sekali terapi. Padahal anak autis memerlukan
berkali kali terapi untuk bisa sembuh.
Salah satu terapi yang disediakan
adalah terapi biomedik. Terapi ini menggunakan pengaturan asupan makanan dan
minuman guna mengurangi perilaku autisme pada anak. Diharapkan terapi ini mampu
mengurangi perilaku autisme anak dari dalam tubuhnya.
Kini, telah hadir inovasi produk
terapi biomedik yang murah serta mudah didapatkan. Adalah Glucafe Cookies,
biskuit berbahan dasar kacang kedelai sebagai
bahan utama camilan anak autis untuk mengurangi perilaku autisnya. Glucafe
Cookies mengandung Free Gluten dan Free Casein (FGFC) yang merupakan salah
satu metode diet makanan dalam terapi biomedik.

Salah satu bentuk biscuit Glucafe
Cookies
Biskuit ini dikembangkan oleh Amira
Kamelia Sa’dya asal Kediri Jawa Timur bekerjasama dengan Tim dari Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Amira
bersama 4 rekannya. Berawal dari keprihatinan mereka kepada anak-anak penderita
autis serta masih jarangnya inovasi mengenai produk makanan pengganti bagi
mereka (penderita autis), Amira yang berkuliah di Fakultas Ekonomi UM kemudian
mencetuskan ide membuat Glucafe Cookies ini sebagai sebuah peluang usaha
dan bentuk kepedulian kepada anak-anak penderita autisme.
“Untuk menjamin bahwa produk Glucafe
Cookies bebas gluten dan casein, kita melakukan uji lab produknya. Dengan
hasil kandungan gluten sebesar 0,030% per 100 gr dan casein 7,760% per 100 gr.
Selain itu, Glucafe Cookies juga mengandung vitamin A, senyawa benzailin dan
benzalina.” Ungkap Uswa, Ahli Gizi biskuit Glucafe Cookies.

Glucafe Cookies telah diuji coba oleh anak yang mempunyai
spektrum autis
Amin Nur Hidayah selaku tim
pemasaran menjelaskan bahwa pemesanan Glucafe Cookies sudah bisa dipesan
melalui Contact Person yang tertera di berbagai media sosial baik Instagram
maupun Facebook.
“Glucafe Cookies sudah bisa
kawan-kawan pesan mulai sekarang. Harganya cukup terjangkau kok, yakni Rp
25.000,- satu box berisi 5 keping biskuit. Jika pemesanan berada di kawasan
Malang Raya, bisa melalui sistem COD. Tetapi jika di luar Malang, maka akan
dikirim via JNE.” Ujar Amin.

Kemasan Glucafe Cookies siap kirim
Tim yang mengemban tugas dalam ajang
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang kewirausahaan tahun 2018 tersebut
berharap melalui bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak dapat maju di ajang
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 31 (Pimnas 31) pada Agustus 2018 mendatang.
Penulis:
Amira Kamelia Sa’dya. (Mahasiswi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran UM)