Tren dan Peluang Mahasiswa Membuka Usaha (Bisnis) di Kota Malang

Kota Malang termasuk kota pendidikan dengan jumlah kampus dan mahasiswa terbesar di Indonesia, ratusan ribu mahasiswa tersebar di lebih dari 50 perguruan tinggi dan lembaga pendidikan profesi. Sebagai kota yang mulai mekar menuju kota metro maka Malang membuka banyak peluang usaha di berbagai sektor dan ini dimanfaatkan oleh banyak mahasiswa yang nyambi cari uang di sela-sela rutinitas kuliahnya. Tantangannya bagaimana agar mahasiswa melirik komoditas unggulan dari daerah masing-masing untuk di tawarkan pada bursa UKM di Malang.


Contoh sektor usaha yang sudah lama ditekuni oleh mahasiswa pendatang terutama yang tinggal / ngontrak di sekitar area kampus adalah:
  • Usaha rental komputer; jasa pengetikan, layanan printing, skripsi.
  • Desain grafis dan layout.
  • Foto copy dan penjilidan.
  • Usaha toko perlengkapan kuliah / ATK
  • Distro
  • Penjualan kaos berbasis komunitas
  • Jasa hiburan (musik).
  • Konter hp / penjualan pulsa.
  • Jasa fotografi dan videografi
  • Publishing / ofset edisi terbatas
  • Menjadi agen dari produk2 unggulan dari daerah masing-masing.
  • Kuliner "jalanan"
Satu hal yang sedang ngetrend sejak tahun 2012 adalah geliat mahasiswa pendatang dalam membuka usaha kuliner yang dibagi dalam tiga jenis:
1# Kuliner "Jalanan". Disebut kuliner jalanan, jenis usaha ini mereka memanfaatkan trotoar kosong yang sepi atau halaman-halaman ruko yang umumnya nganggur pada malam hari, dimana mereka menggelar alas sederhana dan membuka usaha warung kopi dan makanan ringan. Kuliner ini memungkinkan dilakukan oleh mahasiswa dengan modal kecil karena masalah tempat tidak perlu bayar cukup menjaga kebersihan dan tidak ada retribusi. Perlengkapannya juga seadanya namun peminatnya cukup banyak juga kebanyakan dari kalangan mahasiswa. Pada mulanya warung kaki lima ala mahasiswa ini hanya berada di ruas - ruas halaman ruko tertentu seperti di beberapa titik di sekitar zona kampus dan Jalan Soekarno Hatta. Lama kelamaan berkembang di zaona yang agak jauh dari kampus. Peluang ini lalu disambut oleh masyarakat yang juga ambil bagian seperti di sepanjang suhat, dulu halaman Kosabra jalan Surabaya dan kini semua zona kampus dipastikan ada zona tongkrongan.
Gerakan kuliner jalanan atau kuliner kaki lima ini rupanya ditanggapi banyak instansi, seperti manajemen Museum Brawijaya Malang jalan Ijen membuka ruang untuk kuliner kakilima ini berjualan dengan perlengkapan yang sudah disediakan dan rapi, menjadi zona kuliner wisata malam yang aman dan nyaman.
Kuliner malam yang bernuansa indie ini harus diacungi jempol karena kreasi bisnis kecil bermunculan seperti KOPI aneka rasa bukan lagi komoditas yang hanya ada di pasar modern atau restoran mahal, namun kuliner kaki lima ini juga menawarkan banyak jenis seperti kopi yang "dibakar" langsung dengan bara api yang tentu tak ditemukan di kuliner modern. Bisnis lesehan ini sekarang sudah menjadi daya tarik khusus di kota Malang yang digerakkan oleh masyarakat dan mahasiswa.

2# Kuliner khas daerah. Ini tren baru lagi dimana mahasiswa dari berbagai daerah membuka warung makan dengan masakan ciri khas daerahnya masing masing, dan tampaknya cukup banyak di minati. Pada mulanya mereka hanya menyasar pelanggan dari daerahnya masing-masing namun ternyata pelanggan meluas dari mahasiswa yang berasal dari daerah lainnya yang cocok dengan makanan khas daerah tertentu. Ini makin memberikan warna bagi keragaman kuliner di kota Malang.

3# Mahasiswa menjual makanan pada moment tertentu seperti pada bulan puasa di sepanjang jalan Veteran dan jalan Soekarno Hatta ratusan mahasiswa menjual makanan hasil bikinannya sendiri kepada masyarakat yang lewat. Banyak dari mereka dagangannya tidak seimbang dengan modal dan tenaga yang dikeluarkan, namun paling tidak mereka bisa melatih mental bisnis dan jiwa wirausaha. Langkah mahasiswa seperti ini patut diapresiasi karena sekaligus memeriahkan sektor kuliner dadakan di kota Malang.

Pada momentum seperti wisuda kampus-kampus juga banyak mahasiswa yang bisnis kembang, bunga dan fotografi. Di pasar minggu pagipun tak jarang mahasiswa menekuni usaha kuliner, seperti mahasiswa STIBA Malang yang jualan di area Velodroom.

Ke depannya diharapkan mahasiswa lebih memaksimalkan bisnis produk atau komoditas khas dari daerah masing masing untuk di bawa ke Malang. Mahasiswa bisa menjadi agen atau distributor produk unggulan dari daerah masing masing dan tentu mereka punya akses yang luas dan bisa dipasarkan di Malang. Mislanya dari Bandung bisa menekuni usaha distro, dari Jogja bisa menekuni usaha pernak-pernik khas Jogja dan usaha ofset edisi terbatas, dari Papua bisa usaha Sarang Semut yang biasanya mahal di Jawa dan kain tradisionalnya, dari Pulau Sumbawa bisa jadi agen Madu murni dan Susu kuda liar, dari Kalimantan biasa menjual kain tenun khas Dayak dan bila perlu dari Sumba bisa menjadi agen Kuda pacuan. Dari seluruh daerah bisa menjadi agen dari produk khasnya masing-masing dan ada beberapa yang sudah menjalankan dan berhasil.
 
Salut buat para mahasiswa yang kreatif yang mengisi waktu luangnya dengan hal - hal yang produktif dan menambah penghasilan...