Daerah Tembalangan Malang |
Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Medang
(sering disebut Mataram Kuno) adalah imperium Jawa yang tua yang pertama berdiri di Mataram
(daerah sekitar Yogjakarta) pada awal-awal abad-abad ke 8. Wangsa penguasa yang
merintisnya adalah Sanjaya, kemudian dilanjutkan oleh Rakai (Pikatan), Dyah
Balitung dan Wawa. Lokasi kekuasaan ini bermula di Mataram (Jogja dan
sekitarnya) beralih di Kedu dan kembali lagi ke Mataram sampai terjadinya
bencana wedhus gembhel amarah Merapi.
Mpu Sindok adalah tokoh istana yang memiliki
jabatan penting di beberapa era kekuasaan wangsa-wangsa agung istana Mataram.
Ketika tahun 928 terjadi bencana gempa bumi besar dan hembusan ‘wedhus gembhel’
menandakan letusan Merapi maka kehidupan di sana terganggu dan kerajaan inipun
goyang.
Maka Mpu Sindok bersama kekuatannya bergerak
ke kawasan Timur Jawa untuk mencari lokasi baru bagi ibukota kerajaan Mataram.
Maka sampailah mereka pada sebuah negeri yang oleh prasasti Turya di sebut
tanah Tamwlang. Semua literatur sejarah menyimpulkan Tawmlang ini berada di
daerah Jombang. Namun dengan menganalisis informasi dari prasasti serta riset
lokasi maka daerah yang bernama Tawmlang itu sesungguhnya di Malang, sesuai
dengan lokasi yang identik dengan lokasi ditulisnya Prasasti Turyan. Tepatnya
di Tamblangan atau sekarang di sebuat Tembalangan (kelurahan Jatimulyo kota
Malang), yang berlokasi persis di utara kali Brantas (Penanggungan / Betek).
Jadi, ketika terjadi bencana dan keraton
Medang lama (Mataram) bubar maka Mpu Sindok menempuh perjalanan jauh bersama
pengikutnya mencari lokasi baru untuk mendirikan ibukota kerajaan, demi
melanjutkan kekuasaan Mataram. Maka dia memilih Malang sebagai pangkalannya
dimana ketika kekuasaannya ini besar dan kuat dia membuka pangkalan baru di
daerah Watugaluh (Jombang) sebagaimana informasi dari prasasti Turyan.
Penting untuk dicermati kenapa Mpu Sindok
memilih Malang sebagai pusat kerajaan baru:
Alasannya cukup logis karena di Malang
sendiri pada abad-abad sebelumnya pernah berdiri kerajaan besar yang mandiri
yang disebut kerajaan Kanjuruhan. Kerajaan yang dipimpin oleh Gajahyana ini
adalah kekuasaan lama yang beradab, yang diperkirakan sudah berdiri sejak tahun
600-an masehi dan tahun 760 mewariskan Prasasti DINOYO. Kerajaan ini berpusat
di Tlogomas Dinoyo kota Malang, sekitar 2 kilometer dari daerah TAWMLANG
(Tembalangan). Kerajaan Kanjuruhan Malang (Istilah Malang belum dikenal jaman
itu) lah yang membuat CANDI BADUT di TIDAR yang merupakan candi tertua di Jawa
Timur, yang merupakan sisa-sisa keemasan jaman raja Gajayana. Lalu ketika
kerajaan Malang ini runtuh maka kekuasaannya menjadi bagian dari keraton
Mataram kuno. Hubungan ini banyak diungkap oleh peninggalan-peninggalan sejarah
di Jawa Tengah.
Jadi sangat tepat bila Mpu Sindok memilih
Malang sebagai lokasi baru bagi kelanjutan keraton Medang yang runtuh di Jawa
Tengah.
Ada beberapa pertimbangan sejarah yang
memperkuat Malang sebagai ibukota kerajaan Medang (Mataram baru) klan Mpu Sindok:
Pertama, Identitas Sindok (berasal dari kata
ndok atau telur) adalah istilah yang lazim di Malang beberapa abad kemudian.
Ndok atau Si Ndok adalah semacam gelar yang bermakna sebagai perintis, orang
yang melahirkan kebesaran atau menelurkan kekuatan/kehidupan. Kita ingat, nama
/ gelar dari ibu yang melahirkan ken AROK abad 12 adalah Ken ENDOK yang juga
sebutan lain/ penghormatan bagi ibu yang melahirkan cikal bakal raja-raja
Singhasari.
Kedua, lokasi Malang memang merupakan
laboratorium sejarah. Dimana sudah dibuktikan dalam berbagai jaman, bahwa
Malang menjadi lokasi lahirnya banyak kekuasaan besar: seperti Kanjuruhan,
Medang, Singhasari yang dilanjutkan Majapahit tahun 1293 oleh arek-arek Malang
hingga Majapahit runtuh rajanya adalah wangsa Malang (Rajasa), meskipun ibukota
Majapahit dipindahkan ke Mojokerto dalam menghindari konflik berdarah yang
selalu terjadi di tanah Tumapel Raya (Malang). Perlu dicatat juga bahwa Prasasti Turyan sebagai salah satu sumber utama keberadaan Medang ditemukan di Malang Timur dan dibuat di Malang selatan (Turen). Ini merupakan petunjuk bahwa Mpu Sindok memang pertama mendirikan Mataram baru (medang) di Malang, bukan di Jombang (Watugaluh). Baru setelah berkembang dipindahkan ke Watugaluh. Medang berakhir dan digantikan Kahuripan tahun 947.
Ketiga, lokasi Tawmlang adalah lokasi yang
sangat strategis bagi pusat kerajaan karena berada di tepi kali Brantas dimana
Mpu Sindok adalah raja yang memulai membuka sistem irigasi dan pengairan.
Sistem pemberdayaan air ini dilanjutkan oleh keturunannya Sri Erlangga yang
dikenal sebagai pencetus eksplorasi kali Brantas sebagai irigasi dan lalulintas
dagang rakyat.
Keempat, di lokasi Tawmlang (Tembalangan,
Malang) pernah ditemukan saluran kuno yang konon bersambung ke berbagai lokasi
yang jauh. Diduga ini adalah gorong-gorong kuno peninggalan Mpu Sindok. Lokasi
temuan itu masih ada hingga hari ini dan diketahui oleh warga, hanya saja sudah
tertutup oleh perumahan modern.
Kelima, keturunan Mpu Sindok berkuasa lama di
Jawa Timur, dan pengaruhnya amat luas. Sri Erlangga yang kemudian mendirikan
kerajaan baru Kahuripan, Dharmawangsa maupun Mahendradatta Warmadewa penguasa
Bali adalah dari klan Sindok. Termasuk yang membangun kerajaan Jenggala dan
Panjalu yang dipusatkan di kota Daha (Kediri).
Kerajaan yang disebut terakhir direbut oleh
Ken Arok tahun 1222 setelah sebelumnya mengkudeta Tunggul Ametung –tangan kanan
Baginda Kertajaya Daha Raya.
Sehingga, kita bisa simpulkan bahwa mahapralaya
telah meruntuhkan kerajaan Mataram kuno (Hindu), salah satu pejabatnya (Mpu
Sindok) bergerak ke timur mendirikan pusat baru bagi kerajaan Mataram (Medang)
di Tawmlang Malang, sebagai fajar baru Medang. Mpu Sindok juga membangun wangsa
sendiri agar lepas secara kultur dengan Mataram yaitu wangsa Isyana yang
berkuasa sejak tahun 929-1222 masehi. Prabu Jayabaya atau peramal Joyoboyo
adalah keturunan dari Sindok melalui Sri Erlangga.
Malang dahulu kala adalah Mataram baru atau
versi baru dari kerajaan Mataram kuno.
Wangsa Isyana warisan Mpu Sindok baru usai
ketika ken Arok mendirikan wangsa sendiri (wangsa Rajasa) dengan mendirikan
kerajaan baru sama sekali yang semula di Kutoraja (Kebalen kota lama)
dipindahkan oleh raja Ranggawuni ke Singosari.
Ketika Singosari jatuh tahun 1292 oleh
pemberontakan Jayakatwang (keturunan wangsa Isyana Mpu Sindok) dan Jayakatwang
diluar dugaan digayang oleh tentara Mongol kiriman Kubilai Khan, maka arek
Malang, Raden Wijaya atau BhreWijaya (dari klan wangsa Rajasa / anakcucu Ken
Arok ken Dedes) merebut kembali kerajaan dengan menghancurkan tentara Mongol.
Maka berdirilah kerajaan Majapahit (1293),
kerajaan maritim terkuat di dunia, dengan teknologi senjata yang paling canggih
di jamannya. Rajanya yang terkenal adalah Hayam Wuruk juga adalah dari Malang
dari klan Rajasa.
Bhumi Malang adalah tanah sakral yang
melahirkan orang-orang besar yang kelak mempersatukan negeri ini.
Demikian gambaran singkatnya. Semoga
bermanfaat.