Setelah Motret Makam Wali, Arkeolog Ini Bingung, Ada yang Aneh

Foto kompleks Makam Sunan Drajat. Hasil potret yang normal / fb.DC
JurnalMalang - Arkeolog juga akademisi M. Dwi Cahyono mengungkapkan keanehan yang dialaminya setelah memotret makam Sunan Drajat (5/11/19).

"BAGAIMANA BISA ?
Saya memfoto (dengan kamera HP Xiaomi Note 7) hingga beberapa kali terhadap salah satu makam pada teras ke-3 halaman III, yang berada di bawah naungan cungkup (baru) Kompleks Makam Sunan Drajad pada hari Sabtu, 2 Nopember 2019 sekitar pukul 10/WIB . Ternyata, salah satu diantara foto terhadap obyek foto yang sama itu perlihatkan "keanehan", yakni jirat makam terlihat "menyudut sekitar 45°", seperti dua kali pemotretan dalam satu hasil foto.

Padahal, saya hanya dengan satu kali memotretnya. Pada hasil foto-foto yang lain untuk obyek yang sama, fenomena demikian tak terjadi. Mengapa bisa terjadi seperti itu?
Mohon pencerahan
Nuwun." Tulisnya di melalui akun facebooknya, Dwi Cahyono (5/11/19).

Hasil jepretan kamera yang dianggap aneh dan sulit dipecahkan / fb.DC
Postingan tersebut langsung banjir respon dari netizen, ada yang memandang dari aspek rasio teknologi ponsel yang dalam kondisi bug, teknik pemotretan yang tidak stabil, ponsel terset double frame, dan ada juga yang menduga ada sentuhan mistis yang tidak bisa dilogikakan.

"Bisa terjadi mas krn ketakan tak sengaja dg sentuhan halus dan pada saat posisi kamera bergeser.... tanpa disadari. Meski itu jarang terjadi...." tulis akun Piet-Widiadi.

Teknik pengambilan gambar melalui hp memang kadang rawan gerakan yang membuat hasil objek potret bias atau ganda. Gerakan cepat saat memotret bisa menghasilkan gambar bias atau juga bisa tumpuk/ganda. Namun logika ini dibantah akun lainnya yang melihat betapa jernih perubahan keanehan hasil foto.

"Kalo obyek diam sulit membuat foto kaya gitu..dgn kamera hp. ( Kecuali kamera diseting multiple ekposure seperti foto ws rendra ini )" bantah akun Bonaventura sambil memberikan contoh bias foto penyair WS Rendra yang hanya bisa dilakukan dengan kamera pro.

Pergeseran hasil foto ponsel dengan tingkat kejernihan tinggi memang sulit dipahami sebab kejadian tersebut umumnya pada kamera besar yang itupun sudah disetting. Sementara Dwi Cahyono dikenal sejarahwan "jadul" tidak begitu mengerti rekayasa teknologi kamera apalagi setting menyeting ponsel.
Arkeolog Dwi Cahyono
Dwi Cahyono merupakan arkeolog nasional yang sudah keliling Nusantara meriset, mengkaji, menfoto dan menemukan ribuan situs purba dari era pra sejarah hingga Pasca Majapahit. Hasil risetnya banyak dijadikan rujukan akademik mahasiswa dalam dan luar negri dan juga menjadi bahan arsip sejarah pemerintah daerah. Diskusi dan seminarnya selalu diikuti banyak mahasiswa, aktifis, peneliti asing dan masyarakat.

"Apapun..hasil jepretan njenengan itu aneh Prof, dr beberapa alasan rasio dsitu ada sedikit irasio, ws mbuh..aku yo tau -^-" tulis akun Agung Yatmoko. ©jm