Pilkada Batu, Akankan Paslon "WongMbatu" Bisa Tumbangkan 'Koalisi Gemuk' Banteng??

Ilustrasi : beritasatu
JurnalMalang - Pilkada kota Batu sudah memasuki hari tenang. Debat Kandidat terakhir sudah selesai dilakukan sabtu malam lalu (11/2/2017). Nanti tanggal 15 Februari 2017 rakyat kota Batu akan menggunakan hak pilihnya untuk menentukan Pemimpin yang menduduki Balaikota Among Tani Periode 2017 - 2022.

Pilkada di kota yang memiliki DPT sekitar 148 ribu pemilih ini merupakan pilkada langsung satu-satunya di Jawa Timur tahun ini. Semua mata sedang menyorot kota Batu. Ini adalah patokan penting bagi para tokoh Jawa Timur untuk menatap peta politik menghadapi PILGUB tahun 2018 mendatang.

4 Calon yang bertarung dalam pesta demokrasi ini, yaitu 1. Rudi - Sujono; 2. Dewanti - Punjul Santoso; 3. H. Hairuddin - Hendra Angga dan 4. Abdul Majid - Kasmuri dari pasangan calon Perseorangan. Ketiga calon (1, 2, 3) merupakan calon yang diusung oleh Partai Politik.

Beradasarkan rilis beberapa lembaga survey, calon terkuat adalah pasangan nomor urut 2 Dewanti - Punjul yang merupakan unsur petahana. Dewanti adalah istri dari Walikota Edi Rumpoko yang sudah berkuasa 2 periode sementara Punjul sebelumnya merupakan Wakil Walikota sejak 2012. Pasangan terkuat ini diusung oleh PDI Perjuangan yang memiliki 5 kursi legislatif. Di belakangnya ada partai Gerindra, PKS dan Golkar. Sebuah koalisi yang sangat gemuk.

Sebagai petugas partai yang mengantongi rekom Ketua Umum Megawati, Dewanti-Punjul pasti memikul beban harus memenangkan pertarungan panas di kota dingin ini. Tidak hanya mereka, para petugas partai yang lain, dari tingkat ranting, DPC Batu bahkan sejumlah besar petugas partai banteng dari kota - kota luar Batu sedang 'menyerbu' kota Batu membantu memenangkan peluang terakhir PDIP di Malang Raya ini.

Setelah kalah di Pilkada kota Malang (2013) dan Kabupaten Malang (2015) PDIP memiliki kesempatan terakhir di Batu untuk menyelamatkan muka PDIP Malang Raya. Namun pertarungan kali ini tidak mudah bagi calon yang diusung banteng. Berdasarkan hasil survey beberapa lembaga riset politik, masyarakat Batu yang menginginkan pemimpin yang datang dari unsur 'wong mbatu' asli atau putra daerah Batu ternyata cukup tinggi. Dan tidak semua calon BATU1 di atas merupakan wong mbatu asli.

Paslon Pilkada Batu2017 : kpu-kotabatu.go.id
Dari ke 4 paslon hanya ada 2 calon Walikota yang kelahiran Batu yaitu dari pasangan calon nomor urut 1 (Rudi, asal Bulukerto Bumiaji) dan Abdul Majid (Asal Temas Batu) nomor 4. Kedua Paslon ini memiliki potensi kemenangan yang cukup besar untuk 'menumbangkan' paslon nomor 2 yang oleh LSI dan Lapora UB dinyatakan sebagai poslon terkuat. Sentimen memilih putra daerah merupakan arus deras yang sulit dibendung.

Karena sudah 15 tahun kota Batu berdiri belum sekalipun pernah dipimpin putra Batu. Kini saatnya wong mbatu membuktikan bahwa SDM mereka mampu mengelola dan memimpin kotanya sendiri.


Paslon 1 diunggulkan oleh Lembaga Riset Republic Institute yang menyatakan pasangan RUSO ini terpaut tipis dari Pasangan Dewanti - Punjul. Gerakan penggalangan suara yang sangat efektif yang dilakukan oleh Rudi-Sujono berhasil mengejar laju paslon nomor 2. Jika demikian maka sangat mudah bagi pasangan Rudi - Sujono untuk menyalip pasangan 2 yang sudah bergerak sangat lama (unsur incumbent) dan hanya mampu menjaga keunggulan tipis di saat Pilkada masih kurang beberapa hari lagi. Kelambanan laju calon unsur petahana menguntungkan calon lainnya terutama paslon nomor 1.

Sementara itu, kandidat independen nomor 4 juga berhasil menggalang dukungan simpatik dari rakyat Batu, membungkus kota Batu dengan atribut "gantian rek, saatnya wong mbatu" yang terpasang di puluhan ribu rumah-rumah warga. Gelombang dukungan simpatik untuk Abdul Majid - Kasmuri ini dipantau cukup merata di 19 Desa dan 5 Kelurahan se - kota Batu.

Indikator besarnya dukungan warga Batu untuk calon no. 4 adalah : meratanya sebaran atribut yang terpasang di ruang privat (rumah dan warung) - banyaknya solidaritas partisipasi dari warga yang turut menyumbang tenaga tanpa meminta kompensasi materi dan militansi timses ini harus diakui paling tinggi. Berdasarkan informasi yang beredar beberapa hari ini, hasil survey terbaru sebuah lembaga studi riset independent dari kota Malang yang dilakukan awal februari 2017, pasangan nomor 4 melonjak -terpaut tipis dibawah calon nomor 2, dimana swing voters (pemilih yang masih merahasiakan pilihannya) masih sangat besar di angka 30 % dari total DPT.

Diperkirakan swing voters akan memutuskan pilihannya menjelang hari pemilihan sekaligus memastikan kemenangan paslon yang sudah memiliki modal suara tinggi. Dengan kata lain, ada sekitar 45 ribu suara "ngambang" yang bakal direbut ke 4 paslon di saat menjelang hari H pemilihan ini.

Dari keempat lembaga riset tadi, hasil riset lembaga manakah yang paling mendekati fakta, kita tunggu tanggal 15 Februari 2017. Rakyat Batu lah yang berhak memutuskan calon mana yang layak menjadi Walikota - Wakil Walikota Batu ke depannya. (red1).