Peta Pilkada Kota Batu Jelang Pendaftaran : Pertaruhan Terakhir Banteng di Malang Raya

Ilustrasi dari : sindonews.com
JURNALMALANG.COM - Tahapan pendaftaran pasangan calon Walikota-WakilWalikota Batu yang diusung Parpol tinggal hitungan minggu. Berdasarkan jadwal KPU, tanggal 19-21 September 2016 ini adalah masa pendaftaran paslon di kantor KPU Kota Batu untuk bacalon parpol. Sehingga minggu ini parpol mulai finalkan para bakal jagoannya.

PKB adalah satu-satunya parpol, selain PDIP yang serius mematangkan penjaringan paslon untuk menghadapi kompetisi pilkada. Partai selain itu relatif masih menunggu hasil akhir dari rekom PDI Perjuangan yang kemungkinan akan turun minggu depan ini. Pertimbangannya, PDIP merupakan partai pemenang pileg di Batu dengan raihan 5 kursi.

PDIP sendiri menunggu keluarnya surat resmi dari DPP siapa yang bakal direkom sebagai jagoan banteng yang mampu memenangkan pertarungan yang paling prestis di pilkada satu-satunya di Jawa Timur tahun 2017 nanti. Kelihatannya Banteng akan mengeluarkan satu paket pasang calon, dengan kata lain tidak ada peluang bagi partai koalisi untuk memasukkan jago sebagai bakan calon wawali.

Kandidat dominan yang merebut tiket lewat PDIP adalah : istri incumben ER, Dewanti Rumpoko, Wawali Punjul Santoso, Pengusaha asli Batu Sujono Djonet. Diinternal struktural banteng ada nama Sutiyo, Kustomo dan Suliadi Ketua DPC.

Mengingat pertarungan di kota Batu ini menjadi pertaruhan terakhir "hargadiri" politik Banteng di Malang Raya (Kota dan Kabupaten Malang jagoan PDIP kalah dari Abah Anton PKB dan Rendra Nasdem), maka PDIP akan sangat hati-hati dan selektif dalam memilih calon yang direkom. 

Sebab jikalau kali ini kalah lagi, maka banteng akan dipermalukan secara politik di tengah luas sorotan publik Jatim dan tentu saja akan membuat marah sang Ketua Umum yang sering menyerukan agar pilkada langsung 2017 nanti PDIP wajib menang. Perintah serius Ketum Megawati, pilkada Kota Batu calon PDIP harus menang!

Beban perintah tersebut amat berat bagi siapapun yang duduk di elit DPD Jatim, DPC Batu maupun para incumbent di Batu. Sehingga, kali ini di Batu, PDIP harus merekom paslon yang benar-benar memiliki syarat untuk MENANG : elektabilitas yang tinggi berdasarkan survey resmi DPP; figur yang mampu menyatukan banyak kelompok luar partai dan figur yang tidak memiliki potensi masalah dengan hukum.

Bahwa saat-saat ini Kota Batu sedang "diobok-obok" oleh Kejaksaan Tinggi JATIM terkait dugaan beberapa kasus korupsi APBD, yang dalam satu kasus sudah ada tersangka, dan diperkirakan dalam waktu dekat akan menyusul tersangka lain yang tidak jauh-jauh dari elit Pemkot Batu.

Sebagaimana yang sudah diketahui umum bahwa elit Pemkot saat ini didominasi oleh kader banteng, yang antara lain juga berpeluang menjadi bacalon di pilkada. Pada konteks inilah PDIP berada dalam situasi yang paling sulit.

PDIP harus menghitung dengan rasional, jika ingin memenangkan pertarungan di Batu maka hendaknya memiliki jagoan yang kuat dukungan arus bawah dan bersih dari potensi kasus yang nanti dapat merusak peluang emas PDIP untuk mendudukkan jagonya di kursi Walikota dan Wakil Walikota. Saat ini masyarakat sedang kritis dalam memandang figur, dimana trend di masyarakat saat ini memerlukan figur yang amanah dan jauh dari kasus.

Partai-Partai lain selain PKB, tampaknya sedang mengamati ujung sikap DPP PDIP. Jika nanti antara Senin-Selasa diumumkan resmi siapa yang bakal didukung PDIP, maka sikap parpol-parpol tersebut akan tegas : bergabung dengan PDIP atau membangun koalisi baru. Semua tergantung figur yang diusung PDIP.

Semua parpol ingin menang di pertarungan gengsi yang disorot luas se Jawa Timur ini. Dan PDIP benar-benar diuji kedewasaan politiknya : apakah ingin menjadi pemenang dengan membaca realitas secara objektif ataukah akan mengulang 2 kali kekalahan dengan merekom paslon yang berdasarkan hasil lobby elit.

Pilihan kembali kepada DPP PDI Perjuangan. Apakah nanti di Kekuasaan Malang Raya (Eksekutif), banteng akan habis ataukan mampu menyelamatkan satu-satunya peluangnya di kota Batu. (red1JM).