Pilkada Kota Batu (2017) Semua Menunggu Rekom 'Banteng' (Bag-1)

Ilustrasi dari situs www.rmol.co
JURNALMALANG - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung serentak tahun 2017 akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017. Di Provinsi JATIM, hanya Kota Batu yang mengikuti Pilkada Langsung 2017. Waktunya yang tidak sampai tujuh bulan lagi, Pilkada kota Batu sekilas "adem ayem". Dibandingkan dengan pilkada kota Malang (2013) dan Kabupaten Malang (2015), pesta demokrasi di kota sejuta Mawar ini relatif tidak gaduh. Mungkin belum.

Saat ini, banyak yang berpendapat bahwa semua Parpol masih tertuju kepada hasil "seleksi" PDI Perjuangan, dimana DPP PDIP akan mengeluarkan rekom untuk jagoannya. Kapan waktunya tidak ada yang mengetahuinya. 
PDIP merupakan parpol di kota BATU yang telah melakukan penjaringan bacalon yang terbuka mulai dari tingkat Kecamatan, Kota, Provinsi hingga DPP. Proses yang dilakukan Banteng ini sangat tepat dalam konteks demokrasi dalam mencari figur pemimpin. Tidak hanya penjaringan, PDIP juga melakukan proses uji kelayakan para bacalon, uji komitmen dan loyalitas dan riset popularitas/elektabilitas.

Hampir semua Parpol dan tokoh, menunggu hasil final dari DPP PDIP. Siapa yang bakal direkom/diusung oleh PDIP sebagai Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Batu di pilkada 2017 nanti??

Ada beberapa figur/sosok potensial yang akan dipilih oleh PDI Pusat, yang telah melakukan tahapan internal PDIP, seperti fit and propertest di DPD maupun di DPP. Mereka ini sama-sama memiliki keunggulan dan juga kelemahan.

#Dewanti Rumpoko, figur yang turut dijagokan bakal mendapatkan rekom banteng. Meski tidak mengikuti seleksi di bawah (DPC), Dewanti sudah mengikuti tahapan di DPD dan DPP. Istri dari Walikota Batu (Eddy Rumpoko) ini sudah cukup dikenal luas dan menurut berita cukup punya power dan modal elektabilitas. Ditambah dengan status suaminya yang incumben maka Dewanti layak diperhitungkan sebagai bakal jagoan banteng untuk menjadi Walikota Batu.

Di saat-saat sekarang, Wanita berhijab yang juga ketua TP PKK KWB ini tampak lebih sering bersosialisasi dengan warga ketimbang menyendiri (tentusaja)..... Jika ingin tahu giat dan curhatnya, bisa dilihat di akun medsos (facebook) nya, yang sepertinya valid dikelola sendiri.

#Punjul Santoso, adalah Wakil Walikota Batu saat ini. Tokoh Batu ini merupakan kader PDIP yang sudah cukup lama mengabdi. Sebagai pejabat publik otomatis Punjul dikenal luas dan sering berinteraksi dengan masyarakat kota Batu. Punjul juga potensial direkom PDIP sebagai bakal calon Walikota Batu. Dibanding Dewanti, Punjul tampak masih kurang "gencar sosialisasi" terkait keinginannya untuk maju sebagai calon Walikota Batu. Mungkin masih terkendala jabatannya sebagai Wawali. Namun urusan medsos, Punjul tak kalah 'gaul', cukup aktif berinteraksi di akun facebooknya.

#Sutiyo. ”Kalau partai merekomendasikan, saya sebagai petugas partai siap menjalankan sebaik mungkin.” Kata tokoh Batu ini pada sebuah Media Harian terbesar di Malang pasca namanya diusulkan oleh beberapa PAC. Itulah tekad khas banteng sejati. Tegaskan loyalitas dan blak-blakan. Sutiyo, sosok yang penuh semangat dan disinyalir cukup akrab dengan basis banteng di KWB. Bukan mustahil jika PDIP mengambil jalan tengah untuk memberikan rekom pada Sutiyo.

Masih ada beberapa nama potensial yang belum bisa diulas disini. Namun yang tak kalah pentingnya adalah pada peta di bacalon Wakil Walikota yang juga mengikuti proses penjaringan di PDIP.

Ada nama #Sujono Djonet. Adalah figur yang paling banyak didukung oleh struktural Banteng KWB mulai dari PAC dan DPC, yang mendukung pengusaha ekraf asal Gunungsari (Bumiaji) ini sebagai Calon Wakil Walikota. Tokoh muda yang populer di kalangan bawah ini unggul dalam berbagai polling media massa seperti Harian Radar Malang (JawaPos Group). Seandainya dari awal Djonet mengikuti penjaringan untuk bacalon Walikota (bukan bacalon Wakil) maka sudah barang tentu akan menjadi kompetitor kuat bagi Dewanti dan Punjul dalam merebut rekom bacalon Walikota. 
Tetapi politik tidak gampang disimpulkan. Dengan popularitas dan dukungan akar rumput yang dimilikinya, bisa saja nama Djonet dipertimbangkan untuk menjadi alternatif bacalon Walikota Batu yang diusung Banteng. 

Dalam berbagai kesempatan wawancara dengan media, Djonet selalu menyatakan sepenuhnya akan mengikuti dan taat pada keputusan DPP. Pengusaha asli Batu ini lebih banyak bicara gagasan dan ekonomi kreatif berbasis desa.

Semua parpol dan tokoh Batu ikut menunggu keputusan PDIP. Salahsatunya karena mereka pemenang pemilu di Batu (5 kursi DPRD / dapat mengusung paslon sendiri tanpa koalisi). Apabila nanti PDIP memutuskan akan mengusung paket pasangan calon dari tokoh yang mengikuti tahapan internal partai, maka parpol lain akan menentukan sikap : apakah akan bergabung di 'gerbong' koalisi banteng atau membentuk koalisi sendiri untuk mersaing dengan jagoan PDIP.

Bagi banteng, maju sendiri maupun berkoalisi sama-sama memiliki peluang besar untuk unggul. Sebab apabila diputuskan akan maju sendiri maka diperkirakan akan banyak parpol lain yang akan mau bergabung dengan PDIP karena harus diakui banteng saat ini dipandang sebagai arusbesar (Juara 1 Pileg 2014 MalangRaya).

Tetapi syaratnya adalah banteng harus menghindari potensi konflik internal, dengan mengambil bacalon yang mengikuti tahapan penjaringan PDIP. Sejarah pilkada di Malang Raya menunjukkan, selama banteng solid lahir-batin mereka tidak pernah kalah. (Catatan: Banteng gagal di Pilkada kota Malang 2013 lalu karena perpecahan internal. Juga gagal di pilbub kabupaten 2015, awalnya terdapat konflik intern).

Ini hanya opini. Yang jelas, semua masih menunggu. Di'kandang' parpol lain juga pasti terjadi banyak komunikasi/dinamika elit yang mempersiapkan langkah selanjutnya pasca keputusan final PDIP. Kita tunggu saja. Salam Demokrasi Damai....(adm/jm1).