Prof Dr Koesnoe, Pejuang Kemerdekaan dan Tokoh Pendidikan Agama Islam di Jawa Timur


Sumber: WartaPressCom, Malang JATIM - Nama Prof Dr HM Koesnoe tentu tidak asing dalam literasi hukum adat kita. Intelektual yang menginisiasi pendirian banyak perguruan tinggi islam di Jawa Timur ini dikenal luas dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di berbagai belahan dunia: Asia, Eropa, Timur Tengah hingga Amerika Serikat.

Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) bersama Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) PWNU Jawa Timur, dan Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang menggelar kegiatan yang diberinama Memorial Lecture Pemikiran dan Kiprah Prof Dr H Moh Koesnoe. Kegiatan ini digelar di Griya Brawijaya, Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang, Selasa (8/8/2023).

Acara yang dibuka oleh Ketua PWNU Jawa Timur, Dr KH Marzuki Mustamar M.Ag ini, dihadiri Narasumber utama: Prof Dr Achmad Sodiki SH (mantan Hakim MK RI, Guru Besar FH UB dan murid Prof Koesnoe), Prof Dr KH A Muhtadi Ridwan (Guru Besar UIN Maliki) dan Drs. KRHT. Peni Suparto, M. AP (tokoh nasionalis, mantan Wali Kota Malang 2003-2013).

Prof Dr M Mas’ud Said (Direktur Pascasarjana UNISMA) juga hadir memberikan paparannya. Di antara para undangan, hadir putra - putri Prof Dr HM Koesnoe, dan Pengasuh Pesantren Luhur Malang M. Danial Farafish, S.H., M. Ag.

Ketua Lesbumi PWNU Jawa Timur Nonot Sukrasmono mengatakan acara ini bertujuan memaparkan pemikiran Hukum Adat dari seorang tokoh intelektual NU yang luar biasa bernama Prof Dr Mr H Moh Koesnoe SH. Apalagi kiprah beliau sangat besar jasanya dalam pendirian banyak perguruan tinggi Islam.

“Prof Koesnoe ini juga perlu diteladani kiprah dan upaya beliau dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Termasuk kiprah beliau dalam menyelesaikan masalah lewat jalan kebudayaan sebagai inspirasi,” kata pria yang akrab disapa Mbah Nonot.


Pembicara pertama adalah Prof Dr Achmad Sodiki SH yang merupakan sebagai murid langsung dari Prof Koesnoe sekaligus Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang yang ahli di bidang Hukum Agraria, Filsafat Hukum, Teori Hukum.

Prof Sodiki, sapaan akrab Hakim Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013 menyebut bahwa Prof Sodiki saat mengajar di Fakultas Hukum dulu terkenal sangat cerdas dan intelektual. Meskipun banyak mahasiswa beliau yang tidak lulus atau menempuh ujian hingga 14 (empat belas) kali.

Menurutnya, sosok Prof Koesnoe tergolong orang yang sangat langka. Di zaman itu, tidak banyak yang memiliki gelar profesor. Maka dari itu, orang sekaliber beliau sangat dimaklumi jika ada dimana-mana. Ada (baca: mengajar) di IAIN, UB, UNSURI, UNISMA, dan lain-lain.

“Saya sendiri pernah diajak oleh beliau untuk penelitian hukum adat di daerah Tengger. Metodenya menarik. Beliau menyebut metode ini sebagai live history. Dari metode inilah kemudian ditemukan fakta-fakta hukum adat. Termasuk fakta bahwa di zaman itu ada banyak orang hindu yang meninggal ingin dimakamkan dalam tradisi Islam. Ada negoisasi adat antar warga yang dijadikan model penyelesaian masalah. Ini menarik jika dilihat dari perspektif hukum adat.” imbuh Rektor UNISMA Periode 1998-2002 dan 2002-2006.

Sedangkan pembicara kedua adalah Prof Dr KH A Muhtadi Ridwan, seorang Guru Besar sekaligus Ketua Senat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Ia menyebut bahwa secara kebetulan salah satu agenda Senat UIN periode ini adalah mengumpulkan gagasan-gagasan para pendiri dan generasi penerus. terutama para guru besarnya, termasuk Prof Koesno.

Menurutnya, Prof Koesno adalah penggagas, pioner, dan penggerak pengembangan pendidikan Islam terutama di Jawa Timur. Termasuk di Malang yang beliau tercatat sebagai salah satu aktor berdirinya beberapa kampus Islam.

“Senat UIN akan menindaklanjuti dalam bentuk menyusun buku secara khusus tentang Prof Koesno, baik pemikiran maupun kiprah beliau dalam dunia pendidikan,” tandas Wakil Rois Syuriah PCNU Kota Malang tersebut.

Pembicara selanjutnya, Drs. Peni Suparto, M. AP, mengakui bahwa Prof Dr Koesnoe merupakan tokoh pejuang kemerdekaan, yang selanjutnya menjadi pejuang di bidang pendidikan. Alumnus GMNI yang juga pernah menjadi anggota DPR RI ini mengaku saat kuliah di IKIP (sekarang UM) pernah menjadi anggota tim riset Prof Koesnoe. (Rls/lam/ed-wp). **