Meriah, Festival Batik Keren 'Magnificent of Istana Gebang' Kota Blitar

Festival Batik Blitar Keren, Kota Blitar / wartapress.com

JurnalMalang, Blitar, Jawa Timur – Malam itu (10/03/23) Istana Gebang dipadati oleh warga Kota Blitar yang terhibur dengan penampilan peserta dari finalis Putra Putri Batik Kota Blitar, sebagaimana dikutip dari situs WartaPress.Com.

Festival Batik Blitar Keren diadakan 10 – 12 Maret 2023, dengan puncak acara grand final Putra Putri Batik Blitar 2023 pada hari Minggu, (12/03/23). Festival ini mengusung tema Magnificent of Istana Gebang. Bergotong - royong, Disperindag Kota Blitar bersinergi dengan para pengerajin batik dan desainer muda Blitar Raya untuk mewujudkan festival andalan kota ini.

Pada hari pertama rangkaian acara ini, mata semua pengunjung tertuju pada penampil kedua. Dengan aksi teatrikal kontemporer yang memikat, membangkitkan semangat pengunjung, putra putri ini tampak menggenakan kain batik yang sudah cukup lama tidak menampakan keberadaanya. Mereka mengenakan produk kain batik dari Batik tulis Yudhistira.

Batik tulis Yudhistira adalah pelopor batik tulis di Kota Blitar. Almarhum Susanto merintis batik tulis tahun 1983 dan mulai dikomersilkan pada tahun 2008.

“Beliau mengembangkan motif dan bentuk yang dibuat lepas. Motif yang diangkat berasal dari alam sekitar. Misalnya dedaunan, bunga, tanaman berkasiat seperti sambiloto yang dipadukan dengan binatang, burung, rusa, menjangan, koi, dan ikan mas. Orientasi batiknya diarahkan pada improvisasi yang menciptakan motif baru yang berkaitan dengan visi seni,” (dikutip: arsiparisgoblog.blogspot.com, 11/03/2023).

“Sudah 8 tahun ini batik Yudhistira bergerak dalam senyap, ini adalah momentum untuk memeriahkan dunia batik khususnya di Blitar.” Kata Raditya Yogiswara yang kerap disapa Bung Yogik. Bung Yogik adalah penerus Batik Yudhistira dan anak ketiga dari almarhum Susanto.

Diiringi petikan akapela Eling eling budoyo kudu dijaga, Eling eling ora mung raga, jiwa lan Rasa uga, menampilkan suasana yang mencampur adukan perasaan khas teatrikal kontemporer. Ditambah musik Sabda Santo dan Suluk terkenal Jalma Manungsa, Wujude Beda, Ana Rekasa, Ana Kuasa, menambah meningkatkan gairah semangat pengunjung. Pentas yang memikat pengunjung tersebut mengusung konsep sabda dari seorang pendiri Batik Yudhistira. Rico selaku surtadara dari pentas ini menjelaskan:

“Konsep teatrikal ini adalah Sabda Santo yang meninggalkan pesan, raga bisa musnah, tapi karya akan bisa dikenang dan dijaga selamanya. Dan dibalut dengan budaya, Batik bukan hanya dijaga oleh raga dan jiwa tetapi dijaga oleh rasa juga.” ujarnya.

Tidak hanya batik tulis Yudhistira ikut serta Mawar Putih, Sendang Biru, Puspa Bahana, dll. Batik merupakan produk otentik kebudayaan asli indonesia, perlu dijaga, perlu dilestarikan, dan perlu dikemas menyesuaikan trend arus perkembangan kebudayaan hari ini.

Festival Batik Blitar Keren yang kedua ini juga mengajak para pelaku UMKM Blitar terutama pelaku kedai kopi. Pengunjung dapat menikmati hidangan kopi dan berbagai macam snack yang dijual di area festival.

“Festival seperti ini sangat diharapkan oleh pelaku usaha kecil, sangat membantu dalam meningkatkan omset, dan mengenalkan kedai kopi kita ke warga kota Blitar” Kata Pandu yang juga Barista dari kedai kopi dari Lokajaya. (Thareeq A.C. wartapress.com). **