Pelestarian Batik Di Kala Covid-19


Oleh: Aiyis Sifa Safira*

Batik merupakan ikon budaya penting di Indonesia yang sudah di akui oleh  Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh Organisasi Kebudayaan Dunia UNESCO yang ditetapkan pada 2 Oktober 2009 lalu. Sejak saat itu, 2 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Batik harus dilestarikan, sebagai kawula muda tidak hanya di gunakan saat acara formal saja melainkan bisa juga dipakai saat hangout dengan dikombinasi gaya yang modern. Salah satu contoh motif batik Jawa Timur yang keren yaitu motif Ceprik Gringsing, motif Gajah Oling, motif Kangkung Setingkes, motif Paras Gempal dan lain sebagainya. 

Gallery batik yang ada pada Soendari Batik & Art yang berlokasi di kota Malang ini juga memikat wisatawan baik warga lokal maupun luar negri. Pasalnya mereka menjual berbagai macam batik mulai dari batik tulis, batik cap, hingga batik printing berbagai daerah.

Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama dua tahun lebih telah memukul banyak sektor ekonomi, salah satunya sektor batik. Untuk melestarikan batik di tengah Covid-19 Soendari Batik & Art tidak kalah menariknya.


Guna mempertahankan sektor batik mereka membuat variasi batik terbaru dengan motif “Virus Corona” yang dijadikan sebagai masker.

Dipadukan antara batik garis dan motif virus ini membuat menarik pada pembeli, maka dari itu mari kita lestarikan batik di tengah penyebaran virus Covid-19 agar tetap menjadi ikon Indonesia yang dipakai berbagai kalangan. 

Penulis: Aiyis Sifa Safira Mahasiswa Public Relations Universitas Brawijaya.