![]() |
Rektor UIN Maliki Prof. Dr. Abd. Haris. Usai menandatangani, secara simbolis menyerahkan piagam peresmian nama Gedung kepada perwakilan keluarga Prof. Koesnoe / dok.jm |
![]() |
Gedung D RKB Uin Maliki / jm |
"Beliau seorang tokoh yang banyak memberi inspirasi. Ahli hukum adat dan filsafat yang dikagumi. Dengan kompetensi memadai yang sangat tinggi," ujar Rektor UIN Maliki. Dalam sambutannya Rektor mengisahkan pernah mengikuti kuliah Profesor Koesnoe, dimana pada saat itu beliau menceritakan presentasi makalah hasil risetnya di Belanda tentang hukum adat Bali, dan mendapatkan apresiasi luas. Sebagaimana telah diketahui, presentasi ilmiah beliau di podium-podium akademik LN seputar hukum adat di Indonesia, semakin mengukuhkan kapasitas keilmuan Profesor Koesnoe di hadapan para intelektual Barat. Bahwa jauh sebelum hukum Belanda masuk, bangsa Nusantara telah memiliki perangkat hukum yang berbasis pada adat istiadat dan kearifan lokal masyarakat.
![]() |
Rektor UIN Maliki menerima cinderamata buku-buku karya Prof Koesnoe / jm |
Terdapat beberapa tokoh yang menjadi bagian penting dalam sejarah UIN Maliki yang juga diresmikan namanya sebagai nama gedung-gedung di UIN Maliki, yaitu: KH. Oesman Mansoer, Drs. KH. Maksum Oemar, Drs. KH. Abd. Mudjib, Drs. H. Moh. Anwar, Bc.Hk, Prof. Dr. Hj. Zuhairini, Drs. HM. Djumransjah Indar, M.Ed, Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si dan Prof. Dr. H. Imam Suprayogo yang namanya diabadikan sebagai nama Menara Tower di UIN Maliki.
"Ini mengenang sejarah perjuangan beliau-beliau. Agar generasi berikutnya tahu persis perjuangan para tokoh," kata Prof. Dr. Abd Haris.