Kota "Shining" Batu dan Misteri Kutukan Prasasti Sangguran

IlustrasiGoogle
JurnalMalang - Belum banyak yang mengetahui tentang sebuah batu berukir asal Bumi Sangguran (Batu / dibuat tahun 925) yang melegenda; satu-satunya prasasti yang isinya berupa maklumat, perjanjian sakral dan kutukan. Prasasti terbesar berbobot hampir 3 ton diangkut ke Eropa oleh Thoma S Raffles (Gubernur Jenderal Inggris di Jawa) sebagai hadiah untuk rekannya Sir Minto pada tahun 1812.

Raffles dan tim ahlinya pasti sudah mengetahui nilai dan kualitas ukiran prasasti Sangguran, sehingga bekerja keras membawa benda keramat bangsa Jawa tersebut ke Inggris. Prasasti Sangguran dibuat atas perintah Penguasa Keraton Mataram Kuno Maharaja Dyah Wawa melalui diplomatnya Mpu Sendok. Prasasti ini dipancang di daerah sekitar Mojorejo/Dadaprejo (Beji) kota Batu
Prasasti Sangguran yg masih terlantar di halaman rumah keturunan Sir Minto Skotlandia / foto.detiknews

 Isi dari prasasti beraksara Jawa kuna ini sangat tegas, dengan poin - poin sebagai berikut :

  • Prasasti Sangguran dibuat sebagai perintah untuk dituruti dan dipahami oleh seluruh penguasa dan kawula;
  • Seluruh Wilayah Sangguran (Batu atau Batwan) diberi status Perdikan, yaitu daerah istimewa yang tidak boleh diganggu oleh para patih / aparat;
  • Rakyat Sangguran dibebaskan dari pajak;
  • Untuk memastikan dipatuhinya perintah tersebut, maka barangsiapa yang menentangnya maka aka terkutuk, terkena karma. :".....siapapun merusak kedudukan Desa Sangguran yang telah diberikan sima kepada Punta di Mananjung….. maka ia akan terkena karmanya. Bunuhlah olehmu hyang, ia harus dibunuh, agar tidak dapat kembali di belakang, agar tidak dapat melihat ke samping, dibenturkan di depan, dari sisi kiri, pangkas mulutnya, belah kepalanya, sobek perutnya, renggut ususnya, keluarkan jeroannya, keduk hatinya, makan dagingnya, minum darahnya, lalu laksanakan. Akhirnya habiskanlah jiwanya. Jika berjalan di hutan akan dimakan harimau, akan dipatuk ular………. Begitulah matinya orang jahat, melebur kedudukan desa perdikan di Sangguran. Malapetaka dari Dewatagrasta" (Cuplikan DetikCom)
Sangguran atau Kota Batu, adalah tanah bertuah yang dijaga oleh maklmat sakral. Faktanya, Sir Minto lengser dari Jabatannya setahun setelah memiliki prasasti lalu meninggal dunia tahun 1814. Keturunannya yang menguasai prasasti Sangguran hingga kini masih tertimpa kesialan dan bangkrut. Bupati Malang, Tumenggung Kertanegara atau Ranggalawe yang pernah memindahkan prasasti Sangguran dari Batu ke Malang tahun 1770 meninggal dalam kesepian dan kehilangan jejak sejarahnya.


DIberikannya status istimewa kepada tanah Sangguran pasti ada alasan-alasan khusus. Berdasarkan sejarah tanah Sangguran dikelilingi gunung-gunung api purba. Pangkalan pertama dari sumber Kali Berantas dimulai dari Batu. Di kawasan Sangguran terutama kidul Brantas telah lama berkembang kerajinan logam dan pande besi yang handal. Sangguran merupakan pemasok utama alutsista kerajaan mulai dari keris, mata tombak, pedang, perisai besi hingga perkakas keraton seperti gelang, cincin dan giring-giring. Prasasti Sangguran ingin melindungi kearifan lokal Batu.

Dalam perkembangannya.... 

Sangguran modern berubah menjadi Kota Wisata Batu (KWB) dengan julukan asing Paris van Java dan terkenal dengan semboyan Shining Batu. Beberapa waktu lalu daerah yang dikenal perdikan bebas pajak ini justru mengalami kenaikan beban pajak bagi warganya. Kota dipenuhi sesak wisatawan dan wong mbatu kian tersisih ke pinggir. Kearifan lokal Sangguran tinggal cerita.

Kemudian....... 
Tak ada hujan tak ada petir, 16 September 2017 lalu Walikota Batu ER bersama seorang pejabat tinggi dan seorang pengusaha disergap KPK atas sejumlah dugaan tipikor. Mereka menjadi tersangka, dan sejumlah petinggi lainnya diperkirakan menyusul. ER yang disebut-sebut sebagai salah satu pemimpin klan politik terkuat di Jawa Timur pun memudar dan dipenjara. Apakah ini juga bagian dari kutukan prasasti Sangguran?? (red1).