DPD Tuntas, Bacalon Walikota Malang dari PDIP Mengerucut Tiga Nama

Kantor DPD PDIP Jatim / jm
JurnalMalang - Penyaringan tahap dua DPD PDIP (Jatim) sudah dilakukan sabtu (2/9/2017) kemarin, yaitu fit and proper test para bakal calon Kepala Daerah, termasuk dari kota Malang. Bacalon N1 yang hadir adalah : Sutiaji, Gandung Rafiul NH dan Wahyu Eko S. Kandidat yang tidak mengikuti proses ini bakal tereliminasi.

Tujuan dari fit and proper test adalah : mengetahui strategi, potensi dan kesiapan bacalon menghadapi Pilkada dan memastikan komitmen dan loyalitas mereka kepada PDIP pra maupun pasca Pilkada. Selanjutnya DPD akan membawa hasil ini kepada DPP (bersama hasil survey elektabilitas yang akan dilakukan dalam waktu dekat) sebagai bahan pertimbangan untuk keluarnya rekom resmi DPP PDIP.

Karena masyarakat kota Malang ikut memantau proses penjaringan / penyaringan yang dilakukan partai nasionalis ini, maka ada baiknya banteng konsisten mengusulkan tiga nama tersebut ke DPP dengan hasil penilaian yang objektif. 

Meski dibenarkan oleh aturan partai, dimungkinkan muncul bacalon baru yang langsung daftar di DPP tanpa harus repot mengikuti prosedur DPC/DPD. Dan apabila hal ini terjadi akan berpotensi menimbulkan keretakan internal terutama dari pendukung peserta konvensi DPC. Dalam hal ini, DPP diharapkan memahami sikon politik kota Malang.

Kusnadi (Ketua DPD) - Sri Untari (Sekretaris) memberikan pengarahan sebelum fit and proper test
Sudah diumumkan dalam pembekalan di kantor DPD bahwa bacalon yang sudah mengikuti fit and proper test tahap 1 akan segera mendapatkan kepastian rekomendasi Ketua Umum pada minggu kedua - minggu ketiga bulan ini (pertengahan September). Mengacu pada hal itu, maka Bacalon Walikota/Wawali PDIP kota Malang diperkirakan keluar pada awal bulan Oktober 2017.

Waktu satu bulan menunggu turunnya rekom pusat ini harus benar-benar dimanfaatkan oleh para bacalon untuk sosialisasi diri di masyarakat kota Malang. Mengingat peta politik terkini menunjukkan banteng mendapatkan angin segar merebut kekuasaan, maka PDIP pasti menerjunkan jago yang benar-benar mampu bertarung dan memiliki potensi elektabilitas (keterpilihan) yang tinggi.

Selain sosialisasi publik, para bacalon diharapkan melakukan pendekatan khusus terhadap internal pendukung banteng. Sebab survey PDIP nanti tidak hanya mengarah kepada besaran dukungan masyarakat umum (pemilih) melainkan seberapa besar legitimasi internal basis PDIP terhadap para bacalon yang bakal diusung PDIP dalam Pilkada kota Malang 2018 nanti.

Kunci kemenangan PDIP terletak pada solidnya dukungan struktural (ranting-anakranting) dan basis/simpatisan banteng. Jika kondisi sebaliknya, maka sejarah Pilkada 2013 akan terulang. (red1).