Oleh: M. Dwi Cahyono (Arkeolog & Sejarahwan)
![]() |
M. Dwi Cahyono (Peneliti Sejarah & Arkeolog) |
Menilik posisinya
itu, arca Nandi ini masih in situ. Gambaran serupa dijumpai di Candi
Perwara agian tengah Candi Badut -- kini di relokasi ke halaman candi
sisi barat, dan pada masa yang sedikit lebih muda (medio abad IX Masehi)
dijumpai pada Candi Nandi -- sebutan untuk Candi Perwara bagian tengah,
tepat di depan candi induk Siwa -- di kompleks Candi Prambanan. Arca
ini relatif bersahaja, yang tidak dilengkapi dengan genta (gantha)
perunggu atau rangkaian klinthingan yang dikalungkan di lehernya.
Catatan: bandingkan dengan arca Nandi dari kawasan arkeologis Singosari
-- kini menjadi koleksi Museum Nasional Jakarta, yang digambarkan lebih
raya akan properti lembu sebagai wahana dewata, seperti rangkaian
klinthingan dan pelana yang amat ornnamentik.
Sebagian besar
arca Nandi dipahatkan secara naturalistik dalam bentuk binatang penuh,
yaitu lembu jantan, sebagai lambang kesuburan. Namun demikian, ada
beberapa diantaranya, seperti arca Nandi koleksi Museum Nasional Jakarta
(asal Dataran Tinggi Dieng) dan situs Candi Sumber Agung pada tepi Kali
Pitih di Kabupaten Blitar, yang digambarkan secara antropomorfis dalam
wujud manusia setengah lembu. Hal ini berlainan dengan pengarcaan wahana
Dewa Wisnu, yaitu Garudeya, yang senantiasa digambarkan secara
antropomorfis dalam wujud manusia setengan garuda.
Fenomena
lainnya adalah bahwa pada situs-situs candi Hindu-Siwa kebanyakan Nandi
-- sebagai wahana (kendaraan) Dewa Siwa -- tidak digambarkan tengah
ditunggangi oleh Siwa. Hanya ada beberapa arca yang menggambarkan Siwa
tengah mengendarai Nandi, antara lain pada arca Nandi koleksi Museum
Nasional tersebut. Selain itu terdapat arca Siwa (tepatnya arca
Ardharaneswari, yaitu arca separoh Siwa separoh Parwati daoam satu
yunuh) yang digambarkan tengah mengendai Nandi. Konon berjumlah sepasang
dan ditempatkan sebagai pipi tangga (balustrade) para Candi Tegowangi
di Pare Kabupaten Kediri. Cacatan: salah sebuah diantaranya kini menjadi
benda koleksi Museum Airlangga di Kota Kediri, adapun sebuah lainnya
berada di halaman candi Tegowangi sisi selatan.
Syukurlah kita
masih nerkesempatan untuk menjumpai arca Wahana Dewa Siwa dari periode
Awal Mataram ini. Semoga arca berbentuk Lembu Jantan berpunuk tinggi
dalam posisi bersimpuh (ndekem) di atas pedestal berbentuk persegi
panjang dari batu andesit, yang hingga kini terbilang 'masih utuh'
tersebut -- hanya sepasag tanduknya yang telah rompal -- senantiasa
dalam kondisi lestari, dan menjadi media pembelajaran Sejarah Budaya
Nusantara Masa Klasik. Marilah kita 'sapa; jejak budaya luhur Nusantara
kita ini dengan setidaknya menguunginya.
Meski ringkas, semoga memberi tambahan widya..
Salam budaya 'Mataramjayati"..
Nuwun.
Salam budaya 'Mataramjayati"..
Nuwun.
PATEMBAYAN CITRALEKHA, 14 Oktober 2016
(Sumber : Dwi Cahyono)