JurnalMalang - Paguyuban Artis Musik Keroncong Republik Indonesia (Pamori) Malang Raya terus menunjukkan eksistensinya di Bumi Arema.
Dalam acara Halal Bihalal yang diselenggarakan secara sederhana di Balai Batujajar, Penanggungan Kota Malang (Minggu, 24/08/2014) Pamori Malang menghadirkan penampilan Keroncong dari kalangan muda yang melakukan kolaborasi apik dengan para seniornya. Tampilan mereka tidak hanya muda dalam usia namun juga dalam syair dan lagu.
Hal menarik dari temu keroncong Malang Raya kali ini adalah sinergi antara kaum muda dengan senior keroncong yang umumnya sudah lanjut usia. Sinergi dalam konteks musik, lagu dan juga semangat untuk memajukan keroncong di tanah Malang yang memang terkenal sebagai laboratorium sejarah dan budaya di Indonesia.
Dari sinergi tersebut, maka Pamori berhasil membuktikan bahwa keroncong bukanlah seni tradisi yang kuno dan identik dengan orang tua. Melainkan seni tradisi yang trendy, segar dan abadi. Keroncong adalah musik lintas generasi dan lintas etnik. Sebuah seni Jawa yang lahir untuk Indonesia. Perjuangan tokoh yang peduli kemajuan keroncong seperti Prof.Dr.Nur Basuki (Mantan Ketua Pamori Malang), Drs. Bambang Haryadi (Ketua Pamori saat ini), pengurus Pamori dan guru musik seperti Yudi Andi Pratama, dan segenap pengurus serta anggota Pamori Malang Raya tampaknya membuahkan hasil, dibuktikan dengan banyaknya permintaan konser keroncong dari dunia perhotelan dan acara komunitas.
Keroncong akan menjadi musik masa depan yang tak lekang oleh waktu, yang bisa mengakomodir seni musik modern dalam sentuhan nada keroncong serta proses kaderisasi Keroncong bagi anak muda di Malang Raya relatif berhasil. Jaya selalu musik Keroncong...
