Mengenal Bahasa Walikan, Bahasa Budaya Arek Malang
Bahasa
Walikan merupakan bahasa komunikasi khas orang Malang. Bahasa Walikan ini sudah
menjadi bagian dari Arek-arek Malang sehari-hari, siapapun yang asli Malang
atau sudah lama tinggal di Malang pasti sudah familiar dengan bahasa Walikan.
Memang
belum ada kesimpulan pasti kapan bahasa Walikan ini bermula dan bagaimana
asalnya. Hanya diperkirakan, bahasa walikan ini pertama-tama muncul ketika
Malang mulai melakukan perlawanan terhadap penjajah (Belanda). Perang gerilya
rakyat Malang terhadap penjajah terjadi dalam berbagai periode sejak Belanda
masuk Malang tahun 1767 hingga setelah Proklamasi Kemerdekaan ketika Belanda
masih belum rela Indonesia merdeka, penjajah kembali melakukan percobaan
penjajahan yang dalam sejarah di kenal dengan agresi I dan agresi II. Kita
ketahui bahwa Malang adalah medan perang yang dahsyat kala itu karena di Malang
merupakan salah satu pangkalan utama kekuatan Belanda di Nusantara.
Besar
kemungkinan bahasa Walikan muncul ketika terjadi perang gerilya sebelum era
kemerdekaan, dimana antar pejuang mencari cara agar komunikasi dan koordinasi
lisan yang sulit dipahami oleh musuh atau mata-mata penjajah. Ratusan tahun
lamanya Belanda di Malang pasti sudah paham bahasa umum apalagi Belanda
memiliki mata-mata yang juga warga pribumi. Maka dilakukanlah strategi komunikasi
untuk mengirim pesan rahasia antar pejuang, atau untuk saling mengenal dan
identifikasi dengan menggunakan bahasa yang sulit dideteksi maknanya yaitu
bahasa Walikan.
Bila
memang kesimpulan ini benar adanya, maka bahasa Walikan adalah bahasa sandi
para pejuang dalam pengertian yang sederhana untuk saling berkomunikasi,
berkoordinasi atau mengidentifikasi mana rekan perjuangan dan mana yang bukan.
Bahasa walikan juga adalah bahasa yang digunakan sehari-hari yang dimaksudkan
untuk menyamarkan inti komunikasi. Paling tidak, dengan menggunakan bahasa
walikan maka lawan memerlukan waktu untuk mengerti maksudnya dan atau kawan
akan lebih mudah mengenal rekannya. Bagi orang yang tidak terbiasa maka sulit
memahami makna dari bahasa walikan, sehingga bahasa walikan memang tepat
sebagai bahasa sandi sederhana ketika situasi perang dimana kehidupan penuh
dengan kecurigaan, teror dan bahaya.
Kita
ulas dulu bagaimana gambaran contoh bahasa walikan. Bahasa walikan adalah jenis
komunikasi khas orang Malang yang dibunyikan atau ditulis terbalik dari bahasa
sehari-hari orang Malang yaitu bahasa Jawa Timuran. Contoh dari bahasa walikan dan
artinya adalah:
·
Sam bahasa walikannya Mas
·
Kera Ngalam = Arek Malang
·
Kadit Itreng = Tidak Ngerti
·
Oyi = Iyo atau Iya
·
Ongis Nade = Singo Edan (Singa Gila)
·
Ojob atau Ujub = Bojo (Istri / Kekasih)
·
Kunam = Manuk (Burung)
·
Kodew = Wedok (Cewek)
·
Nawak = Kawan
·
Dll
Bahasa
Walikan juga bisa fleksibel dan menyesuaikan dengan dialek Malangan sehingga
tidak sertamerta semua kata dibalik seperti biasanya, contohnya:
·
Uklam-uklam = Mlaku-mlaku (Jalan-jalan)
·
Genaro Ngalam = Orang Malang
·
Silup = Polisi
·
Salam Utas Awij = Salam Satu Jiwa (Semboyan
Aremania/Aremanita)
·
Oyi Ker = Iyo Rek
·
Kiwalan = Walikan
·
Dst
Jadi,
bahasa walikan diperkirakan lahir ketika rakyat Malang memerlukan cara kreatif
untuk berkomunikasi yang aman di jaman perang melawan penjajah.
Dan
hingga kini bahasa walikan tetap dilestarikan sebagai bahasa khas Malangan,
yang biasa digunakan oleh siapa saja dan dimana saja. Bahasa walikan sudah
menjadi bahasa keakraban antar sesama arek Malang dan juga sering digunakan
oleh orang luar Malang yang tinggal di Malang. Bila ada orang yang bertutur
sapa dengan bahasa walikan maka bisa dipastikan mereka cukup akrab satu sama lain.
Jadi bahasa walikan adalah bahasa budaya arek Malang yang menunjukkan
solidaritas dan keguyuban.
Menariknya,
bahasa walikan (atau juga disebut Boso Kiwalan) sebagai bahasa budaya orang
Malang cukup populer di kalangan muda yang biasanya kurang berminat pada produk
kebudayaan. Ini menunjukkan bahwa bahasa walikan merupakan produk budaya lama
yang menarik dan trendi di jaman modern dan bahasa ini akan langgeng selamanya,
karena memang sudah menyatu sebagai salah satu bahasa publik.
Sarannya,
bagaimana agar bahasa walikan ini dibuatkan kamus sehingga walikan semakin kaya
dengan kosakata serta semakin melekat dengan komunikasi keseharian masyarakat
Malang.
Mengingat
bahasa walikan bisa menambah keakraban maka harapannya bagaimana bahasa walikan
ini perlu digunakan diberbagai pentas atau acara-acara publik bahkan perlu ada
segmen khusus di media massa / TV dengan menggunakan bahasa walikan...