Akademisi dan Praktisi Lintas Profesi Bahas Ekonomi Kreatif Memasuki Era New Normal

JurnalMalang, Jawa Timur - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) mengadakan Web Seminar (Webinar) pada Rabu (22/07/2020) dengan mengangkat tema “Ekonomi Kreatif Memasuki Era New Normal (Fashion, Craft, Kuliner, dan Musik)”.

Dalam webinar tersebut mengundang beberapa narasumber dari akademisi sampai praktisi lintas profesi. Para narasumber diantaranya adalah Tantri Bararoh M.Si.M.Ak (Dosen FEB-UWKS), Ari Lasso (Artis dan Musisi), Prof. Dr. Drs. Ruswiati S. MS (Guru Besar FEB-UWKS dan Komisioner Komnas HAM 2002-2007), Dr. Wiwiek Harwiki, SE., MM (Dosen dan Peneliti), dan Ade Irma Suryani, SE., M.SA (Dosen dan Wirausaha Ciamik Soro Surabaya).

Dr. Tantri Bararoh dalam pemaparannya mengangkat topik “Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi Daerah”. Mengawali pemaparannya, Tantri begitu ia biasa disapa, menyajikan data dampak Pandemi Covid-19 dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker, April 2020) yang menyebutkan sektor formal terdapat 2.084.539 pekerja dari 116.370 perusahaan yang harus menerima kebijakan dirumahkan dan dikenakan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sementara sektor informal, masih dari data yang sama, tercatat sekitar 538.385 pekerja informal dari 31.444 perusahaan atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus rela kehilangan pekerjaan dan penghasilannya.

“Pandemi juga berdampak pada ekonomi masyarakat di daerah diantaranya adalah pendapatan masyarakat menurun drastis mulai dari hasil penjualan panen petani kurang menggembirakan bahkan cenderung memprihatinkan sampai buruh tani banyak yang mogok karena adanya ketidakpastian penghasilan. Dampak lainnya geliat perekonomian daerah juga menunjukkan tren negatif, dan seluruh lapisan masyarakat harus memutar otak agar mampu survive dalam kondisi perekonomian yang sulit,” terang Tantri yang juga menjabat Ketua DPC Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI) Kabupaten Malang itu.

Dampak-dampak yang sudah disebutkan di atas, menurut Tantri dapat dicari solusinya yaitu dengan ekonomi kreatif. Solusinya dalam ekonomi kreatif berbasiskan, ide-ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia dan berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi.

“Dalam ekonomi kreatif dimana teknologi dan ilmu pengetahuan memiliki peran penting untuk proses pengembangan dan pertumbuhan ekonomi. Melalui ekonomi kreatif pula proses peningkatan nilai tambah dari eksplorasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian, dan bakat individu menjadi suatu produk yang dapat di jual,” tambah Tantri yang saat ini duduk sebagai Anggota DPRD Kabupaten Malang.

Tantri juga menyampaikan keunggulan dari ekonomi kreatif diantaranya adalah memaksimalkan potensi individu dan masyarakat, pemanfaatan industri dan keterampilan yang diciptakan dari dalam masyarakat, pemberdayaan bahan baku atau potensi alam yang berasal dari lingkungan sekitar, pemberdayaan potensi sumber daya manusia yang ada di wilayahnya, dapat beradaptasi dengan perkembangan atau perubahan yang terjadi dalam masyarakat, dan selalu memunculkan proses inovatif yang dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.

“Kalau kita hanya berteori saja, tanpa praktek langsung bersama masyarakat, dan bergotong royong dengan masyarakat, maka yang terjadi masyarakat tidak akan percaya karena ini menyangkut ekonomi masyarakat. Makanya saya sebagai salah satu wakil rakyat, selalu turun langsung ke masyarakat untuk menyerap aspirasinya, dan juga mendampingi agar masyarakat memiliki keyakinan untuk bisa survive di tengah pandemi,," pungkas Tantri.

Ia menceritakan bagaimana kondisi masyarakat saat terjun langsung menyelami kehidupannya di tengah Pandemi. Menurutnya masyarakat yang terdampak Covid-19 ini merasa kebingungan di tengah pandemi seperti ini, khususnya berkaitan dengan kondisi perekonomiannya.

“Maka yang saya lakukan adalah mendampingi masyarakat, mulai dari yang ada di Desa Dadapan, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, yang saya dampingi untuk membuat masker, kemudian pendampingan Batik Beringin yang merupakan kreatifitas budaya lokal di Kecamatan Wajak, ada pula pemberdayaan kepada Ibu-ibu rumah tangga di Desa Beringin untuk mengembangkan usaha produksi keset, dan dipasarkan melalui media sosial," tambahnya.

Sementara Ari Lasso, seorang musisi yang sudah berkecimpung di industri musik tanah air sejak tahun 1990-an menekankan bahwa dalam masa-masa pandemi ini harus tetap produktif.

"Situasi pandemi yang bisa menghalangi tubuh kita untuk beraktivitas, tetapi dalam situasi apapun tidak menghalangi seseorang untuk berkreasi dalam menunjang produktifitas," pungkasnya.

Mantan vokalis Dewa 19 ini juga menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan 15 artis lainnya.

“Pesan Presiden, masyarakat jangan takut beraktivitas tetapi harus tetap dalam protokol kesehatan, jaga jarak, pekai masker, gunakan hand sanitizer, dan sering-sering cuci tangan," ungkap Ari, sapaan akrabnya.

Ari, yang juga memiliki beberapa usaha kreatif diantaranya adalah agency dan event organizier, dan bisnis makanan online siomay menyampaikan bahwa kunci agar usaha berjalan dengan sukses adalah dengan cinta.

“Dalam hidup dan usaha lakukan apa yang kamu cintai itu, lakukan pekerjaan mu dengan penuh cinta dan lakukan sekarang,” pesannya. **