Diskusi Pilkada Kabupaten Malang 2020 Bagian 01: Peluang Pertarungan Tiga Poros Politik


JurnalMalang, KajianRedaksi – Jika tidak ada perubahan jadwal, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Malang akan dilaksanakan pada tanggal 23 September 2020. Pilkada kabupaten ini akan menarik mengingat tidak ada lagi tokoh politik kategori "unggulan" di Malang terutama setelah incumbent Bupati Malang RK terjerat kasus tipikor oleh KPK dan beberapa pemimpin klan politik terkuat lainnya terkena musibah hukum yang sama.

Ilustrasi Pilkada : Google
Pemilihan Bupati / Wakil Bupati Malang 2020 dilaksanakan pada situasi krisis tokoh, yang mempengaruhi minat tokoh lainnya untuk maju bertarung dalam bursa demokrasi serentak 2020 nanti. Saat yang sama, fakta politik menunjukkan PDIP yang selama ini menjadi juara 1 perolehan kursi DPRD kabupaten Malang mendapat pesaing baru yang seimbang yaitu PKB yang sama-sama meraih 12 kursi legislatif dari 50 kursi DPRD kabupaten Malang hasil Pemilu 2019.

Seandainya PDIP memutuskan koalisi dengan PKB maka kompetisi Pilkada tidak akan begitu seru dan alot karena hampir pasti akan memenangkan pertarungan, siapapun calonnya. Tetapi koalisi besar ini hampir mustahil terjadi karena sulit menyepakati siapa yang bakal menjadi N1 dan N2, karena sudah menjadi tradisi politik PDIP di kabupaten yang tidak mau mengalah mengambil wakil Bupati karena daerah yang berpenduduk lebih dari 2,3 juta jiwa tersebut adalah basis terkuat PDIP sejak pemilu 1999. Pada saat yang sama, PKB berhasil menyamai perolehan suara Banteng dan saat ini kadernya (HM. Sanusi) menjadi plt Bupati Malang.

Apabila akhirnya poros besar PDIP berhadapan dengan PKB maka akan meriah pada perebutan koalisi Parpol kelas menengah yang di sana ada Golkar, Nasdem dan bahkan partai Gerindra yang sangat mungkin akan maju sebagai salah satu kompetitor dengan mengusung mantan pembalap nasional dan anggota DPR RI Moreno Suprapto.

Partai Nasdem yang pada pemilu 2019 lalu berhasil menunjukkan kehebatannya dengan meraih kursi di semua dapil punya potensi mengusung Hj. Jajuk (Istri Rendra Kresna) yang pada pemilu lalu lolos sebagai anggota DPRD Provinsi JATIM. Pengaruh politik Rendra Kresna masih kuat yang terbangun sejak dia menjadi Wakil Bupati hingga jadi Bupati 1,5 periode. Anaknya, Dewanata Proshak dua kali terpilih jadi anggota DPR RI.

Dalam perhitungan dini, kemungkinan koalisi nanti akan mengarah pada PDIP versus PKB. Dan jika ada tambahan kandidat maka akan datang dari tiga kemungkinan poros: koalisi Gerindra atau koalisi Nasdem atau koalisi Golkar. Partai lainnya akan merapat ke poros mana yang menurutnya paling berpeluang menang. *red01.