Sejarah Singkat dan Geografi Kota BATU

Ilustrasi: buku sejarah Batu

Sejarah Singkat dan Geografis Kota Batu

Kota BATU. Kota yang letaknya paling puncak di Malang Raya, kota kecil mempesona yang di era Belanda dijuluki De Klein Switzerland atau Swiss kecil di Pulau Jawa. 

Meskipun sejarahnya dan peradabannya panjang,  Kota ini baru resmi dibentuk pada tanggal 21 Juni 2001. Namun baru resmi ditetapkan pada tanggal 17 Oktober 2001 dengan dasar hukum UU No.12/2001. Sebelumnya adalah Kecamatan nya Kabupaten Malang, lalu Kota Administratif tahun 1993, kemudian menjadi Kota Batu pada 17 Oktober 2001. Yaitu daerah yang berdiri sendiri.

Total jumlah penduduk Kota Batu (berdasarkan sensus 2020) adalah 213.046 jiwa. Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Batu sebanyak 96.921 jiwa, Kecamatan Junrejo sebanyak 55.105 dan di Kecamatan Bumiaji sebanyak 61.020 jiwa.

Berdasarkan penelusuran sejarah dan peninggalan arfefak Megalitiknya, Batu merupakan tanah tua yang telah dihuni oleh manusia sejarah jaman prasejarah. 
Asal kata BATU.
Istilah Batu, dari mana asalnya? memang belum ada kesimpulan sejarah yang memastikan dari mana istilah ini bermula. Kita masih harus menelusuri dan menggalinya lebih dalam dengan melibatkan sejarahwan dan ahli bahasa kuno.
Namun dengan mengkaji beberapa sumber peninggalan sejarah lama, dapat kita temukan istilah yang sangat identik dengan Batu. 

Empat situs sejarah penting yaitu: prasasti Gunung Gaprang, prasasti Leran Kulon, prasasti Gulung-Gulung (dibuat pada jaman Mpu Sindok/929) dan kakawin terkenal Negarakertagama (pupuh 78.5)  menyebut-nyebut BATWAN sebagai sebuah desa yang diyakini sebagai daerah Batu sekarang. Batwan diterjemahkan sebagai BATU-AN atau bebatuan, yang dalam perkembangan bahasa berubah menjadi BATU atau mBatu.

Prasasti Sangguran merupakan salah satu prasasti paling fenomenal di Nusantara yang berasal dari Batu. Prasasti Sangguran dibuat pada era Dyah Wawa dari Mataram kuno sebagai maklumat sakral untuk menetapkan status keistimewaan Batu. Sayangnya prasasti yang tingginya lebih dari 2 meter dengan berat hampir 3 ton ini di angkut oleh Raffles pada tahun 1800an ke Eropa, lalu diberikan pada rekannya Sir Minto. Hingga saat ini prasasti Sangguran asal desa Dadaprejo Beji ini masih terlantar di halaman belakang rumah keluarga Sir Minto di Skotlandia. Negara seharusnya berusaha mengambil kembali benda bersejarah kebanggaan wong mbatu tersebut.

----

Sejarah Batu Lama
Seperti yang telah diulas pada artikel-artikel sebelumnya, Batu pada abad 8 dan 13 merupakan bagian dari kekuasaan kerajaan lama, mulai dari Kanjuruhan dan Singhasari yang berpusat di Malang. Ketika Malang Raya lepas dari Karesidenan Pasuruan, Malang terbentuklah kabupaten dan kota Malang yang mandiri, dimana Batu menjadi bagian dari Kabupaten Malang.

Reformasi bergulir tahun 1998 dimana terjadi banyak perubahan mulai dari mengundurkan dirinya Presiden Suharto dan bergulirnya otonomi daerah. Dampaknya hingga kemudian Batu memekarkan diri menjadi daerah yang mandiri, kota yang berdiri sendiri statusnya sama dengan kota Malang dan Kabupaten Malang.
----
Batu, sama halnya dengan Malang kota ataupun kabupaten telah dihuni oleh manusia sejak jaman pra sejarah. Ini dibuktikan dengan temuan-temuan peninggalan kehidupan jaman lampau era Megalitik, seperti Lumpang Batu (watu lumpang), arfefak kuno berupa Lesung.
Sejarah mencatat dengan baik bagaimana banyaknya temuan - temuan arfefak kuno di Batu seperti arfefak tua yang pernah ditemukan di Desa Dadap Rejo, Pendem, Junrejo, Mojorejo, Beji, Pandanrejo, Lejar, Desa Sisir, dan Desa Pesanggrahan. Tak kurang dari 18 arfefak kuno jaman Megalitik ditemukan di Batu. Salah satu bentuk temuan tersebut adalah Lumpang Batu atau alat kuno jaman prasejarah berupa Pahatan / Lubang bulat di atas batu datar yang digunakan sebagai penumbuk biji-bijian hasil hutan/kebun/tani.

Temuan sejarah lainnya adalah Batu Dakon yang dulu ditemukan di Desa Pesanggrahan, yaitu Batu berlubang banyak yang digunakan sebagai alat hitung kuno mengetahui masa tanam dan juga sebagai pelengkap upacara spritual.
Bangunan berbentuk Punden juga pernah ditemukan di Punden Mbah Ganden yang berfungsi sebagai tempat pemuja arwah nenek moyang. Ada juga susunan batu temu gelang seperti yang ditemukan di Junrejo (di Punden Gumukan). 

Sejarahwan mengidentifikasi bahwa jenis punden berundak merupakan tradisi prasejarah yang amat kuno. Sehingga dipastikan Batu (dan Malang Raya umumnya) sejaman dengan era Neolitik, yaitu masa bercocok tanam. Era ini rupanya berkembang ke arah jaman Perundagian dimana masyarakat sudah mengenal pemujaan arwah leluhur.

Petunjuk dari temuan-temuan sejarah menunjukkan bahwa orang Batu kuno tinggal di sekitar Lereng Gunung Kawi, Arjuno, Anjasmoro dan di Bantaran Kali Metro dan Brantas

Sekilas Lahirnya Kota Batu.
Otonomi Daerah bergulir maka banyak daerah-daerah di Indonesia mengalami pemekaran termasuk kabupaten Malang. Maka pada tanggal 17 Oktober 2001 kota Batu resmi lepas dari kabupaten Malang dan menyandang status sebagai Kota dengan pemerintahan sendiri. Walikota Batu yang pertama adalah (alm) Drs.H. Imam Kabul, M.Si. Di Malang Raya, secara administratif Batu merupakan daerah yang paling muda dibanding kabupaten dan Kota Malang, namun pada aspek sejarah Batu memiliki rangkaian historis yang panjang dan menjadi bagian penting dari sejarah tanah Malang pada umumnya.

Geografi Kota Batu.
Kota BATU secara resmi berdiri pada tahun 2001, hasil pemekaran dari Kabupaten Malang. Kota Batu terdiri dari 3 Kecamatan yaitu: Kecamatan Kota (Batu), Kecamatan Bumiaji dan Junrejo. Terdapat 19 Desa dan 5 Kelurahan. 
LUAS dari kota Batu adalah: 202, 800 KM persegi, daerah yang paling kecil di kawasan Malang Raya. 

Kota Batu bersebelahan dengan wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Kabupaten Mojokerto dan Kecamatan Prigen
Sebelah Selatan : Kecamatan Dau dan Wagir Malang
Sebelah Barat : Kecamatan Pujon Malang
Sebelah Timur : Kecamatan Karangploso dan Dau Kabupaten Malang.

Batu merupakan daerah yang kaya dengan sumber air, bahkan sebagai pangkal/sumber pertama dari Sungai Berantas, yang kemudian melintasi 14 Kabupaten Kota se Jawa Timur. Sungai purba ini membelah Kota Batu menjadi dua bagian yaitu lor Brantas - kidul Brantas.

Kota Baru merupakan kawasan yang identik dengan "gunung, hutan, sungai" atau giri wana tirta. Sehingga tanahnya subur, sejuk dan sangat mendukung keberadaannya sebagai Kota Wisata. Sumber air dari Batu menjadi salah satu sumber utama untuk kebutuhan air bersih masyarakat Kota Malang.

Ada 3 gunung yang diakui nasional yang menyangga kota ini, yaity gunung Panderman, gunung Welirang dan gunung Arjuno. Kawasan Batu utara dan barat berada pada posisi yang lebih tinggi bergelombang dan banyak bukit. Sementara wilayah timur dan selatan lebih datar dan rendah, namun masih lebih tinggi dari Kota Malang.

Batu adalah daerah dengan topografi Perbukitan dan pegunungan. Ada 3 gunung yang amat dikenal yaitu: Gunung Panderman (2.010 m), gunung Welirang (3.156 m) dan gunung Arjuno (3.339).
Batu termasuk daerah dataran tinggi dengan ketinggian antara 700 - 1300 m di atas permukaan laut (DPL). Hampir semua wilayah Bumiaji adalah perbukitan. Area pemukiman di Batu hanya sekitar 7, 7 % dari total luas lahan, yang paling luas adalah hutan (32, 92 %), sisanya adalah tegalan (sawah) dan perkebunan (5,08 %). Suhu kota Batu sangat dingin.

Batu mengandalkan wisata karena memiliki tempat wisata alam dan buatan yang paling ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara, misalnya wisata JATIM PARK, ECOGREEN, BATU NIGHT SPECTACULER (BNS), Wisata Alam COBAN TALUN, SONGGORITI, Permandian CANGAR, Wisata Bunga daerah Sidomulyo dan sekitarnya, Kuliner PAYUNG / PHARALAYANG dan lain sebagainya.

Batu juga terdapat Kebun Apel dan pusat penjualan Bunga. Kota ini memiliki kontur yang berbukit dan cocok untuk wisata dan petualangan yang udaranya masih bersih, lingkungan yang rimbun serta fasilitas pendukung wisata yang memadai......

(Diolah dari berbagai sumber seharah dan data faktual)