DPP GMNI Gelar Diskusi "Bung Karno" dengan Menlu RI, Diikuti 22 Dubes

Mimbar Daring DPP GMNI, Peringati Bulan Bung Karno / dpp.gmni
JurnalMalang, Jakarta - Diplomasi politik tingkat tinggi yang pernah digalang Bung Karno di tengah derasnya arus dinamika politik global, seperti GNB dan KAA menjadi salah satu bahasan menarik dalam diskusi DPP GMNI bersama Menlu RI, peneliti senior CSIS dan puluhan Dubes RI.

Bahwa Bung Karno pernah menjadikan negeri ini sebagai "mercusuar" politik yang diperhitungkan oleh negara-negara besar. Api semangatnya masih relevan dihadirkan lagi pada konteks demokrasi kekinian.

Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) menggelar diskusi online tersebut via daring, Senin (15/6/2020). Bertemakan "Bung Karno di Mata Dunia", dihadiri 402 peserta.

Diskusi menghadirkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi sebagai pembicara utama. Kemudian Duta Besar (Dubes) RI untuk Austria dan PBB, Darmansjah Djumala dan Peneliti Senior Centre of Strategic of International Studies (CSIS ), J. Kristiadi.

Diskusi ini, dihadiri sebanyak 22 dubes RI di tersebar di 22 negara.

"Diskusi kita hari ini, ada Bu Menteri sebagai keynote speaker. Dan para narasumber. Kader GMNI dan alumni, serta sejumlah pejabat negara. Hari ini juga, sebanyak 22 dubes ikut dalam diskusi kita," kata Wakil Ketua Bidang Pergerakan Sarinah DPP GMNI, Fanda Puspitasari sebagai moderator, ketika memandu diskusi ini.

Para dubes yang hadir, di antaranya, Dubes RI untuk Tiongkok, Dubes RI untuk Vietnam, Dubes RI untuk Belanda, Dubes RI untuk Madrid, Dubes RI untuk Praha, Dubes RI untuk Aljazair, Dubes RI untuk Korea Utara, Dubes RI untuk Ekuador, Dubes RI untuk Kuba, Dubes RI untuk Venezuela, Dubes RI untuk Sudan, Dubes RI untuk Argentina, Dubes RI untuk Brazil, Dubes RI untuk Selandia Baru, Dubes RI untuk Timor Leste, Dubes RI untuk Romania dan Moldova, Dubes RI untuk Ethopia dan Dubes RI untuk Laos.

Dalam diskusi ini, Menteri Retno Marsudi dalam paparannya, menegaskan bahwa politik luar negeri Bung Karno masih relevan dengan situasi dan kondisi saat ini. Tak terkecuali di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Tak hanya itu, gerakan politik luar negeri yang digagas Bung Karno, seperti Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok (GNB), menjadikan Bung Karno dan Indonesia disegani, dihormati dan dipandang dunia hingga saati ini.

"KAA, menjadikan nama Sukarno sampai sekarang harum di anrtara negara-begara berkembang. Di Timur Tengah, Asia dan Afrika. KAA, merupakan kebangkitan negara-negara yang baru merdeka saat itu. Kemudian GNB, dijadikan perjuangan negara berkembang, melawan musuh bersama. Yaitu imperialisme dan kolonialisme," kata Menteri Retno.

Diskusi berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Diakhiri dengan tanya jawab dari peserta diskusi dan pernyataan penutup dari para narasumber.

Diskusi ini merupakan rangkaian giat DPP GMNI dalam rangka menyemarakkan Bulan Bung Karno, Juni 2020.

Organisasi yang dipimpin Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino dan Sekretaris Jenderal DPP GMNI, M. Ageng Dendy hasil Kongres GMNI di Ambon, Desember 2019 lalu ini, sebelumnya telah menggelar diskusi bertemakan "Bung Karno dan Kebudayaan Nasional", "Merawat Pikiran Bung Karno", Bung Karno, Kepemimpinan Politik dan Demokrasi", dalam rangka menyemarakkan momentum Bulan Bung Karno, Juni 2020. **