Ikon Dangdut Milenial Via Vallen vs Nella Kharisma: Mana yang Lebih Unggul? (Bag-2)

Via-Nella / Foto BrilioNet
JurnalMalang - Via Vallen, salah satu penyanyi dangdut "non-mainstream" yang saat ini masih menjadi diva dangdut paling populer di Indonesia. Orang tidak menduga, tembang-tembang Jawa yang dibawakannya disuka penggemar lagu dari seluruh Nusantara. Lagu "Sayang" misalnya, saat ulasan ini ditulis sudah ditonton lebih dari 91 juta kali di YouTube dalam rentang waktu yang tidak sampai 10 bulan.

Bahkan ketika kita abaikan semua pendapat para juri manapun, dia nyatanya fenomenal. Dengan mengusung syair berbahasa lokal dia menyisihkan pedangdut tenar seperti Cita Citata, Ayu Ting - Ting bahkan semua biduan yang paten dengan goyang itik, ngebor ngecor ngecurr :D  

Pengamat musik pasti paham bahwa penyanyi yang awalnya mengorbit bersama Om Sera ini tidak terlalu cantik dan proporsi bodinya kurang memenuhi 'kriteria' panggung dangdut pasca era 2000an. Untuk menjaga eksistensinya Via tidak memerlukan "bantuan" berita gosip atau skandal asmara. Perjalanan karirnya tidak dihiasi kisah-kisah tertentu yang dialami kebanyakan artis.

Jika salah satu ukurannya adalah rating penonton YoutTube, saat ini Via hanya bisa ditandingi oleh Nella Kharisma yang meroket dengan lagu "Jaran Goyang" yang hari ini klip YouTube nya sudah ditonton lebih dari 81 juta kali. Bagaimanapun hebatnya pedangdut lain, belum ada yang berhasil menjangkau rating setinggi dua penyanyi yang membawakan lagu-lagu berbahasa Jawa ini.

Lalu di media sosial, banyak orang yang berusaha membandingkan mana yang lebih unggul antara Via Vallen dan Nella Kharisma. Jawaban atas pertanyaan klise ini sebetulnya akan membuka rahasia kesuksesan dua diva tersebut.

KETIKA mulai debutnya dengan album "Selingkuh" Via Vallen belum jadi siapa-siapa. Demikian pula ketika dia keliling dari panggung ke panggung; bahkan dia masih kalah jauh dari Zaskia Gotik dan Ayu Ting-ting yang akhir-akhir ini lebih dikenal seleb ketimbang biduan. Namun pada saat Via membawakan "Sayang" namanya mulai mengangkasa. Berbagai saluran TV nasional pun mengundangnya lebih dari sekali.

Salah satu kunci keberhasilan Via ada pada Lagu "Sayang". Lagu ini bercerita tentang rasa sayang yang mendalam pada cinta yang telah pergi, pengharapan dan pernyataan setia kepada kekasih yang ingkar janji. 

Di buka dengan syair :

"......Sayang. Opo kowe krungu jerite atiku. Mengharapkan engkau kembali. Sayang. Nganti memutih rambutku. Ra bakal luntur tresnaku..."

Via Vallen dengan segala penampakannya, mencirikan sosok wanita muda berwajah sendu, alih-alih sensual, dia justru lebih berona Korea yang bernuansa pilu. Kemudian suaranya merdu lebih pada karakter vokal penyanyi pop dan (garis bawahi) Via Valen adalah vokalis yang fleksibel menyamarkan medok Jowonya.

Dari aspek bunyi, Via berhasil "memelayukan" dialek Jawa, menyanyikannya dengan intonasi pop dan umum lalu gestur panggung dan riasannya di bawa keluar dari nuansa dangdut koplo mainstream. Via tampil (dengan wajah gadis polos) kostum Koreaan menyanyikan lagu Jawa dengan dialek nasional dan bersuara merdu. Dia tidak banyak bergoyang dan interaksi panggungnya kadang hip-hop. Kombinasi inilah yang membuat lagu "Sayang" nya diterima luas di Indonesia.

Via Vallen justru gagal meraih rating tinggi pada lagu-lagu koplo-hiphop yang sebenarnya setara dari "Sayang". Misalnya pada lagu "Bojo Galak", "Kimcil Kepolen" atau Banyuwangian. Pada lagu "Lungset" misalnya, Via yang feat langsung dengan penyanyi bersuara jernih Mahesa hanya mampu meraih 1 juta tayangan padahal Ratna Antika menjangkau 10 juta tayang untuk lagu yang sama. Apalagi dengan lagu yang lebih 'galak' seperti "Bojoku Digondol Bojone" membuat Via kehilangan karakter.

Di sinilah nama Nella Kharisma patut dihadirkan, sebagai "antitesa" dari Via Vallen.

Dari aspek wajah dan bodi Nella memenuhi unsur 'erotika' panggung dangdut meskipun dia tidak vulgar melakukannya. Atraksi panggungnya mengingatkan kita pada siluet si ratu koplo jaranan Asolole. Suara kurang merdu dengan corak khas medok justru menjadi kekuatannya. Gestur panggungnya terbuka, bisa berteriak menyapa penonton dan membawakan lagu-lagu berlirik "Kasar" menjadi enak didengar.

"Jaran Goyang" adalah andalan Nella Kharisma yang mengantarkannya ke performa terbaik sebagai biduan berlevel nasional. Jika Via Vallen tidak begitu sukses membawakan lagu ini dengan baik (hanya 12 juta kali tayang YT) Nella Kharisma membuatnya menjadi salah satu lagu dangdut paling banyak ditonton sejagad.

Inti dari lagu "Jaran Goyang" hampir sama dengan tema "Sayang". Yaitu : hubungan asmara yang terputus, ditinggal kekasih dan berharap untuk kembali. Namun bedanya dengan "Sayang" yang melow dan halus, "Jaran Goyang" mengatasinya dengan cara tak lazim bahkan cenderung sarkas

Simak sebagian liriknya :

".. Apa salah dan dosaku sayang. Cinta suciku kau buang-buang. Lihat jurus yang kau berikan. Jaran goyang, jaran goyang." Kelanjutannya, lagu ini menginginkan agar ke mbah Dukun dan atau meracun kekasihnya. Lirik "keras" inilah yang salah satu yang membuat si sendu Via Valen tidak bisa menyatu dengan lagu Jaran Goyang sementara Nella sangat pas dengan karakter suara dan bahasa tubuhnya.

Jika Via Vallen dan Nella Kharisma harus kita bandingkan maka :

Via Vallen mewakili penyanyi dangdut mengolaborasi budaya K-Pop dengan Koplo daerah beraroma milenial. Wajar dia secara nasional lebih tenar dibanding Nella. Wajah sayu, riasan Kpop, suara merdu dan gestur modern adalah ciri khas Via Vallen dan logis jika dia menjadi diva antar kota - antar provinsi.

Sementara Nella Kharisma adalah penyanyi koplo Jowo sejati, yang menguasai panggung dengan goyang dan gestur bergaya "arek", blak-blakan (dan tidak urakan), melebur dalam syair-syair bergaya "pantura" dan menyulap lirik sendu menjadi 'emansipasional'. Seakan Nella berkata "patah hati bukan untuk ditangisi melainkan ditertawakan sambil bergoyang" -krisis asmara harus dihadapi dengan kepala tegak dalam iringan musik yang lebat....

Jika Via Vallen diberi angka 8 maka Nella Kharisma mendapat 8,1. 

Bersambung "Dangdut Koplo Jaranan dan Era Sagita" (red-samgil).