Kembangkan Literasi Khas Daerah, Perpustakaan Umum Kota Malang Diskusi Bareng Penulis, Peneliti dan Penerbit


Kembangkan Literasi Khas Daerah, Perpustakaan Umum Kota Malang Diskusi Bareng Penulis, Peneliti dan Penerbit

JurnalMalang - Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang menyelenggarakan diskusi literasi bersama komunitas penulis, penerbit, budayawan dan peneliti se kota Malang pada rabu, 20/03/2019.

Acara yang dilaksanakan di ruang seminar pinus Hotel Savana Malang ini mengambil tema " Mengembangkan Koleksi Perpustakaan Berdasarkan Kekhasan Daerah". Hadir sebagai narasumber, akademisi, penulis dan arkeolog Dwi Cahyono dan seorang penulis yang merepresentasikan pengarang milenial.

Pemandu acara dari Dinas Perpustakaan Umum & Arsip Daerah kota Malang yang juga pustakawan, Susana Yulli S, menjelaskan bahwa acara tersebut sebagai upaya mengembangkan koleksi perpustakaan kota Malang berdasarkan ciri khas daerah, konten yang berdasarkan potensi dan kekhasan Malang. Sehingga diperlukan masukan dan gagasan dari para penulis, penerbit dan masyarakat bagaimana agar konten daerah dapat terakomodir dalam koleksi literatur Perpustakaan Umum kota Malang, sebagai bahan edukasi bagi masyarakat dan generasi di era milenial. Perpustakaan Umum yang terletak di jalan besar Ijen tersebut merupakan salah satu Pusat Literasi terbaik dan termodern milik Pemerintah Daerah yang beberapa kali telah meraih prestasi regional hingga nasional.
Ratusan peserta antusias berdiskusi dan sharing ide / jm dok

Dwi Cahyono memaparkan wacana  "Pustaka Budaya Setempat Buat Generasi Muda Milenial", mulai dari aspek historis tumbuhnya tradisi baca tulis di masa lampau yang teridentifikasi melalui sejumlah relief kuno, perkembangan budaya literasi hingga bagaimana realitas dan prospek budaya baca tulis di kota Malang dan sekitarnya di era youtube ini.

"Saya kira, masih ada harapan bahwa generasi milenial memiliki minat membaca dan menulis. Apalagi sudah banyak berdiri perpustakaan desa yang didirikan oleh komunitas-komunitas yang peduli pada pengembangan budaya baca tulis di Malang." Ujar Dwi Cahyono. Dosen UM yang juga sejarahwan nasional tersebut mendorong adanya kajian dan diskusi yang berkelanjutan untuk mendukung terwujudnya koleksi perpustakaan berdasarkan kekhasan daerah.

Salah satu peserta diskusi dari unsur peneliti dan penulis dengan nama pena Agil Santiago mengatakan pada media ini, "Inisiatif Perpustakaan Umum Kota Malang untuk meningkatkan koleksinya yang berkonten lokal patut diapresiasi, tetapi akan lebih bagus lagi jika tidak hanya mengoleksi tetapi memproduksi muatan lokal ke dalam bentuk buku atau kurikulum pendidikan." Menurut peneliti yang pernah melakukan riset di berbagai daerah seperti Kaltim, Kalbar, NTB, Sumsel dan Malang ini, ada banyak potensi lokal yang bisa diriset dan ditulis sebagai literasi khas Malangan.

"Mulai dari geo-histori, agro-maritim, seni tradisi, wisata, pendidikan, sport, musik, industri dan lainnya. Tinggal bagaimana support Pemda pada riset dan penerbitan materi lokal. Ini butuh dukungan khusus baik eksekutif - legislatif." Pungkasnya.

Sementara Sekretaris Perpustakaan umum Kota Malang menjelaskan capaian yang sudah berhasil diraih oleh SKPD tersebut, yaitu sebagai Perpustakaan yang jumlah pengunjungnya terbanyak di Jawa Timur. "Berbagai masukan dari peserta dan hasil diskusi acara ini akan menjadi salah satu pertimbangan bagi kami dalam program dan pengembangan ke depannya." 

Acara berlangsung dialogis dan interaktif hingga ditutup pada pukul 13.0WIB. Ada banyak masukan dan ide-ide baik dari panelis maupun dari peserta yang dapat dijadikan notulensi bermanfaat untuk pengembangan Perpustakaan Umum Kota Malang ke depannya. [Red01].