Ponpes Babussalam Peringati HSN, Kiai Thoriq Gagas International Muslim Student Day

Peringatan HSN2016 di Ponpes Babussalam Pagelaran, kab. Malang / fb
JURNALMALANG.COM - Pondok Pesantren Babussalam Malang dibawah asuhan KH. Thoriq Bin Ziyad memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharrom 1438 H, sekaligus memperingati Hari Santri Nasional (HSN2016) di Ponpes Babussalam, Pagelaran pada Minggu, 02/09/2016. Ponpes yang didirikan 70an tahun lalu oleh Ibu Nyai Hj. Hamidah (generasi pertama) ini tidak hanya mencetak ribuan ahli agama / iptek yang sudah tersebar di berbagai belahan Indonesia, tetapi juga menjadi  saksi sejarah lahirnya HSN.

Berdasarkan keputusan Pemerintah dan dilegitimasi PB NU, HSN baru akan diperingati pada tanggal 22 Oktober mendatang, namun Gus Thoriq bertahan pada tekad awalnya bahwa HSN diperingati pada setiap tahun baru Islam 1 Muharrom. Sebagaimana yang sudah diketahui umum, Gus Thoriq merupakan penggagas dan deklarator 1 Muharrom sebagai Hari Santri yang mana telah memperjuangkan momentum ini sejak tahun 2009 dan secara formal diakomodir oleh pemerintahan Jokowi tahun 2015 lalu.

Proses menuju diakuinya HSN ini tidak mudah. Ada juga pihak yang menentangnya, seperti Anggota DPR - RI ustad Fahri Hamzah yang terang-terangan menolak HSN diperingati secara formal. Dituding tidak memahami substansi HSN, Politisi dari PKS tersebut lalu diterjang badai "hujatan nasional" dan bungkam hingga saat ini.

KH. Thoriq dan Presiden Jokowi di Ponpes Babussalam Malang / dok.2014 / fb
"Sebagai rasa terima kasih saya... kepada semua mu'allim, ustads, ulama.... maka saya haturkan acara haul (doa bersama) ini, sekaligus pemantapan ta'rif santri di HSN, dan sekaligus spirit persatuan murid islam internasional dalam usulan 1 muharram menjadi: international muslim student day... ridlo Allah... amiin" tulis Kiai Thoriq di akun medsosnya.

Pada moment peringatan HSN 2016 ini, Gus Thoriq mencetuskan usulan bahwa 1 Muharrom juga menjadi International Muslim Student Day. Peringatan hari pelajar / mahasiswa muslim se dunia ini tidak semata bertujuan menjadi momentum simbolik belaka melainkan semangat untuk merajut kebersamaan, mempererat solidaritas kaum muda Islam di seluruh dunia yang saat ini banyak terlibat konflik; menggugah komitmen para pelajar muslim di berbagai belahan bumi untuk selalu mengibarkan bendera jihad yang sesuai dengan ajaran Islam yang rakhmatan lil alamin.

Gus Thoriq Bin Ziyad (Kanan) / fb
Impian Kiai Thoriq terkait peringatan Hari Pelajar Muslim Sedunia tersebut sangat diperlukan dalam kondisi zaman saat ini; yang tengah mengalami gejolak disintegrasi dan korban perang saudara seperti di Timur Tengah; penyelewengan makna jihad oleh kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam seperti ISIS dan potensi benturan antara Barat versus Islam yang pernah diramalkan Samuel Hungtington. 

Seandainya kaum muda Islam terpelajar di seluruh dunia berada dalam satu spirit kebersamaan untuk bangkit baik dalam konteks agama maupun iptek maka dunia akan menyaksikan kembalinya masa keemasan Islam.

Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar dunia, layak menjadi poros konsolidasi umat Islam sedunia. Kini diperlukan respon dukungan pemerintah, pemuka agama, media dan masyarakat Indonesia. (red1jm).