Mengulas Konsep 'Tanggung Renteng' dan Sejarah Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita (Kopwan SU SBW) Malang

Kopwan SU Setia Budi Wanita merupakan koperasi wanita terbesar di Malang Raya dan terkenal dengan sistem Tanggungrentengnya. Anggotanya kini lebih dari 8.000 orang dengan aset melebihi 55 Miliar rupiah, masuk dalam daftar 100 Koperasi Besar di Indonesia. Apa yang membuat Koperasi ini bisa eksis dan kuat padahal dulunya (1982) pernah bangkrut dengan utang deposito 4500an anggotanya yang mundur dan panik, 5 unit usahanya tutup dengan kerugian 450 juta serta pernah jadi daftar hitam BI?


Koperasi dari bahasa asalnya Cooperation (Latin) kita artikan secara sederhana sebagai sebuah sistem, kerjasama dan usaha yang berdasarkan prinsip kebersamaan dan kekeluargaan. Jadi Koperasi bisa kita definisikan sebagai Suatu sistem yang terdiri dari kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan bersama atas dasar persamaan derajat, persamaan tanggungjawab dan tidak memandang perbedaan agama, ras dan politik.
Untuk membahas Kopwan SU SBW Malang, kami membuka lembaran riset yang pernah kami lakukan ditambah dengan informasi-informasi terbaru tentang Kopwan SBW Malang, semoga wacana ini bermanfaat untuk semangat meningkatkan kualitas Koperasi di Malang yang kebanyakan sedang kolaps serta mendukung para mahasiswa untuk melakukan riset tentang perkoperasian.
 
Sejarah awal Pendirian Kopwan SU SBW Malang
Dan Bagainana Peran ibu Mursia Zaafril

Sekitar enam puluh tahun silam (1954) perempuan bernama Mursia Zaafril memprakarsai sebuah perkumpulan ibu-ibu. Kumpulan informal inipun berkembang menjadi kumpulan Arisan. Maka dalam temu rutin arisan inilah mulai dibahas tentang: pemberdayaan wanita dan bagaimana agar wanita bisa menghasilkan mandiri dan berdaya secara ekonomi.
Kenapa kok bisa hanya sebuah kumpulan arisan yang umumnya identik dengan gosip justru bisa membicarakan / merumuskan sesuatu yang dalam dan ideologis?

Latar belakang ibu Mursia Zaafril lah yang menjadi salahsatu faktornya. Murzia muda adalah perempuan energik yang senang berorganisasi. Dia lahir pada 05 Januari 1925 (Hingga tulisan ini ditulis beliau masih hidup). Pada waktu masih gadis remaja, Mursia Zaafril sudah aktif di organisasi dan pernah bertemu langsung (berguru) pada tokoh PSI/ Mantan Perdana Menteri RI era ORLA yaitu Sutan Sjahrir.
"Bung Sjahrir waktu itu sering ke Surabaya, kadang meminta saya untuk mengumpulkan teman-teman guna memperbincangkan masalah dan keadaan perjuangan." Kenangnya ketika dulu pernah kami wawancara. Mursia muda ketika sekolah di Jogjakarta pernah menjadi asisten Bung Karno selama 6 bulan.

Di Malang, Mursia Zaafril juga sempat bertemu dan satu forum diskusi dengan tokoh pergerakan Tan Malaka, tokoh yang dikenal sebagai penulis buku Madilog yang meninggal secara misterius. Kesan bagi Mursia, Tan Malaka adalah tokoh pergerakan kemerdekaan yang berani dan pada setiap forum selalu bicara keras, frontal dan mengajar rakyat untuk memberontak penjajah dan antek-anteknya. Mursia muda adalah petualang dan pejuang. Dialah salah satu pendiri organisasi Pemuda Putri Republik Indonesia (PPRI) bersama Lukitaningsih (Antara), ketika itu mereka masih pelajar menengah atas tingkat 2. Juga mereka membentuk Barisan Palang Merah, Laskar Putri, yang aktifitasnya adalah agitasi / propaganda kemerdekaan di kalangan wanita dan juga menyebarkan plakat / poster perjuangan.


Mursia Zaafril muda juga ternyata pernah dipenjara oleh Belanda, dia dituduh sebagai ekstrimis dan dijebloskan di penjara Kalisosok Surabaya. Ceritanya sekitar awal tahun 1948 ketika Belandan kembali menjajah Indonesia, rumah Mursia didatangi utusan IVG (dinas intelejen Belanda) meminta keterangan. Setelah proses introgasi itu langsung diangkut ke penjara. Dua bulan kemudian Mursia baru di lepas juga dengan alasan tak jelas. Tahun 1949 Mursia menikah.
Pada era Orde Lama (1964) Mursia Zaafril Ilyas aktif mendirikan forum diskusi yang waktu itu agendanya diarahkan untuk membentengi Malang dari pengaruh PKI, tetapi oleh PKI Mursia difitnah dan akhirnya di Penjara lagi di Kalisosok, tuduhan : memobilisasi politik yang berpotensi mengganggu ketertiban umum. PKI menfitnah Mursia yang PSI dengan tuduhan gerakan anti Soekarno. Tuduhan yang sangat aneh mengingat Mursia ketika di Jogja pernah bekerja langsung pada Bung Karno. Di penjara ORLA ini Mursia berada satu kamar dengan 18 orang termasuk istri perampok terkenal Husni Kasdut. Kemudian dipindahkan lagi ke Penjara Bukit Duri Jakarta. Keluar dari Penjara tanpa pernah ada proses peradilan, Mursia kembali ke Malang, menjauhi politik praktis (Parpol) da konsentrasi total pada pemberdayaan wanita terutama dalam perkumpulan Setia Budi Wanita. Perkumpulan SBW ini sementara kantornya di bagian belakang rumah Mursia.
Demikianlah sekilas jejak perjalanan hidup tokoh perintis Kopwan SU SBW.
----
Perkumpulan arisan yang digagas tahun 1954 terus hidup hingga tahun 1964, ketika Mursia Zaafril Ilyas ditahan maka praktis perkumpulan yang sudah diberi nama Setia Budi Wanita ini mandeg. Setelah itu hidup lagi dan dipersiapkan menjadi sebuah Koperasi yang memiliki bandan hukum.

Setelah sekian lama bekumpul maka Perkumpulan SBW ini bersepakat meningkatkan statusnya menjadi Koperasi Setia Budi Wanita (SBW). Pada tanggal 30 Desember 1977 komunitas SBW disahkan dengan Badan Hukum (Nomor:3992/BH/II/77) dengan nama Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang. Kantornya di Jalan Trunojoyo no.76 Malang (tempatnya sekarang) dan ditandatangani oleh Menteri Koperasi Bustanil Arifin, SH. Saat ini Kopwan SBN Malang sedang membangun kantor baru di Arjosari Malang.
Dalam Perkembangannya, Koperasi SBW mengembangkan unit usaha dengan:
  • Unit Simpan Pinjam
  • Unit Pertokoan
  • Unit Peternakan
  • Unit Pertanian
  • Unit Percetakan
  • Unit Bina Sejahtera
Koperasi SBW langsung mocer dan berkembang pesat dengan anggota yang mencapai lebih dari 4000 orang. Tetapi cobaan datang pada tahun 1982, SBW terkena dampak sentralisasi kekuasaan (manajer keuangan) yang keliru dalam membaca peluang dan investasi sehingga keuangan koperasi SBW jebol. SBW langsung lumpuh non aktif selama 4 tahun. sekitar 4.500 anggotanya undur diri dan 5 dari 6 usaha SBW ditutup. Sisanya tinggal unit simpan pinjam dengan aset minus. SBW menanggung hutang yang amat besar kala itu, deposit ribuan anggotanya. BI menetapkan SBW sebagai daftar hitam! SBW bangkrut meninggalkan utang yang besar dan citra yang buruk di mata anggota. Pendirinya difitnah korupsi dan dipanggil Kejaksaan. 
Tapi hebatnya, dalam kondisi yang sekarat SBW pelan-pelan mampu bangkit, berdiri dan mulai berlari.
Dalam situasi krisis tersebut masiha ada 360 anggota yang bertahan. Inilah yang menjadi modal utama kekuatan SBW untuk bangkit dari krisis. Akhirnya muncul jalan keluar yaitu ketika datang dukungan dan motivasi dari Menteri Koperasi Bustanil Arifin yang melobi BI untuk memberikan pinjaman substitusi Rp 625 juta untuk mengembalikan dana anggota yang panik, sebelumnya juga SBW dapat pinjaman Rp 325 juta. Uang sebesar itu pada jaman itu sangatlah besar nilainya.

Ketika pada akhirnya Koperasi Setia Budi Wanita SBW Malang bisa keluar dari krisis dan menjadi koperasi yang sehat, muncul pertanyaan apa resepnya?

Jawabannya adalah: 1) SBW masih memiliki anggota yang setia dan rela berkorban, siap menerima resiko untuk kebangkitan SBW, 2) SBW menerapkan sistem tanggungrenteng dimana beban SBW harus ditanggungbersama oleh semua anggota. 
Ketika SBW bangkrut, mayoritas anggota panik, marah dan menuntu depositnya dikembalikan. SBW harus jungkir balik pinjam uang untuk memenuhi tuntutan anggotanya tersebut. Tetapi ada sebagian kecil yang bertahan, meskipun SBW sudah punya dana mereka tidak meminta depositnya bahkan berinisiatif membagi depositnya untuk memulihkan SBW secara tanggungrenteng -besar sama dipikul ringan sama dijinjing.

"Waktu krisis itu saya punya uang di SBW Rp 120 ribu. Tapi 80 ribu saya relakan untuk membantu koperasi secara tanggungrenteng, sehingga uang saya yang tersisa hanya 40 ribu. Kami melakukan hal seperti itu."
Demikianlah contoh kesaksian anggota SBW waktu itu, ibu Christian Edien Supomo. Sekedar info bahwa harga emas pada jaman itu Rp 2.000 per gram. Tidak hanya itu, dalam menuntaskan utangnya di BI, anggota SBW menghibahkan dana anggota antara Rp 1.000 per bulannya.

Gambaran sederhana dari sistem tanggungrenteng yang menjadi kekuatan utama SBW adalah:
Di keanggotaan di koperasi SBW dibentuk dengan sistem kelompok, misalnya 20 orang wanita. Mereka anggap saja sudah melewati semua prosedur dan telah resmi menjalankan tugas dan kewajiban sebagai anggota SBW. Namun pada suatu ketika salah satu anggotanya mendadak memerlukan dana maka bisa diajukan segera, dan ketika suatu saat angsurannya macet maka secara tanggungrenteng semua anggota akan bersama-sama menyelesaikannya, sebagai komitmen dari kosep kebersamaan tanggungrenteng. Semua keputusan dan penyelesaian masalah berdasarkan kesepakatan bersama dan semua ikut memiliki beban.
Baik beban kelompok maupun rezeki kelompok semua dirasakan secara bersama-sama inilah substansid dari konsep tanggungrenteng SBW.

Dengan konsep tanggungrenteng, semua anggota komitmen menanggung dan menyelesaikan bila ada masalah anggota dan juga bersama-sama merasakan hasil kerjakeras bersama, Koperasi SBW bisa berkembang maju di tengah ambruknya banyak koperasi di Malang, SBW justru kian maju dengan aset yang besar dan jumlah anggota yang terus berkembang...
(Sebagian naskah Dirangkum dari buku Membedah 30thn Perjalanan Kopwan SBW Malang, karya LigaAlamM dkk).