JurnalMalang - Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag rutin melakukan ziarah, nyekar ke Taman Makam Pahlawan. Untuk mendoakan para pahlawan kusuma bangsa, dan juga dalam rangka mengenang sejarah perjuangan tokoh yang berjasa di bidang pendidikan di Jawa Timur, khususnya Kota Malang.
"Selain berdoa bagi para sesepuh yang sudah wafat, juga tidak melupakan sejarah perjuangan mendirikan sebuah perguruan tinggi, Fakultas Tarbiyah," jelas Profesor Abdul Haris usai nyekar di TMP Mayjen Sungkono Jawa Timur, Minggu (21/3/2021). Dilokasi yang sama beliau juga nyekar ke makam tokoh UIN Malang periode awal, Prof. Dr. H. Moch. Koesnoe, SH.
Dijelaskannya, bahwa ada masa-masa penuh tantangan bagi pejuang Islam untuk memperjuangkan pendidikan tinggi islam. Pada tanggal 28 Oktober 1961 diresmikannya Fakultas Tarbiyah IAIN (di Malang) yang bersamaan dengan Fakultas Syariah (di Surabaya) di Balai Pemuda, menjadi cikal bakal UIN Maliki, yang saat ini merupakan salah satu perguruan tinggi negeri islam besar di Asia. Mahasiswanya datang dari berbagai pelosok, dalam dan luar negeri.
Saat peresmian tahun 1961 tersebut juga dilantik Prof. Dr. Moch. Koesnoe, SH sebagai Dekan pertama. IAIN saat itu masih terpusat di Lembaga Pendidikan Tinggi yang disebut 'al-Jamiah al-Hukumiah al-Islamiah' yang berkedudukan di Jakarta dan Yogyakarta. Sementara IAIN/ Malang yang merupakan bagian dari 'al-Jamiah' masih menyewa tempat di Jl. Tjelaket 10 dan baru pada tahun 1969 menetap di kampus milik sendiri di Jln. Gajayana 50 yang menjadi pusat UIN Maliki saat ini.
"JASMERAH, jangan lupakan sejarah..." pesan Profesor Haris terutama kepada generasi muda agar tidak melupakan sejarah. Agar senantiasa menghargai jasa para pahlawan dan melanjutkan perjuangannya.
"Terharu, beliau yang Rektor ingat dan takdzim ke alm bapak. Sama seperti Abah Mudlor ke bapak. Murid-murid yang mikul duwur mendem jero ke guru dan pendirinya," ujar dr. Illy, putri alm Prof. Dr. M. Koesnoe, yang saat bersamaan nyekar dan bertemu Rektor UIN di TMP.
Menurut dr. Illy Koesnoe, Prof. Haris merupakan contoh Rektor UIN Maliki yang menghargai perjuangan para tokoh dan perintis kampus. Hal tersebut sama seperti yang pernah dilakukan (alm) Prof. Dr. KH. A. Mudlor, SH, (murid, kader Prof. Koesnoe) pendiri LTP. Luhur Malang dan Unisla; yang senantiasa menghargai jasa dan perjuangan beliau. Salah satu bentuknya adalah dengan mendukung peningkatan kualitas pendidikan islam.
Sebelumnya Rektor juga telah mendukung riset dan penulisan buku sejarah UIN Malang yang disusun oleh Prof. Dr. HA. Muhtadi Ridwan, M.Ag dan 7 akademisi UIN lainnya. Buku tersebut kaya akan referensi dan informasi baru, terutama situasi dan perkembangan pendidikan tinggi islam kota Malang (khususnya UIN Maliki) era Orla, Orba hingga pasca reformasi 98.
Rektor UIN Maliki pernah menuliskan untaian kata sebagai kenangannya untuk sang guru dan teladan:
PROF. MOH. KOESNOE,
Seorang Filsuf dan Pejuang NKRI.
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN pertama.
Sewaktu masih ikut IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
28 Oktober 1961 masih di Celaket Malang Raya.
Merangkap menjadi Dekan FTT UNNU sejak semula.
Seorang yang sangat berjasa besarkan Fakultas Tarbiyah.
Hingga kini meski sudah berubah menjadi lembaga yang berbeda.
Prof. Koesnoe ahli hukum adat Indonesia.
Seorang yang sangat piawai bahkan ngajar di Belanda.
Beliaulah yang meletakan dasar-dasar ilmiah.
Dengan filsafat yang beliau ajarkan pada para mahasiswa.
Berpikir kritis, objektif dan sistematis tentang segala yang ada dan yang mungkin ada.
Banyak menghasilkan generasi penerus yang sangat prima.
Lihat saja Kiyai Ahmad Mudlor, Mudlor Ahmad dan lagi lainya.
Sekali waktu ada seminar aku mengikuti.
Beliau cerita waktu memberi kuliah di Belanda pertama kali.
Sepertinya para profesor enggan mengikuti.
Karena beliau ceramah tentang hukum perspektif teori.
Padahal para profesor Belanda sangat menguasai.
Kemudian beliau ubah ceramahnya tentang hukum adat di Bali.
Baru para profesor Belanda sangat antusias menikmati.
Prof. Koesnoe kami semua terimakasih.
Bapaklah yang membuka perguruan tinggi negeri di sini.
Meski sekarang sudah berubah menjadi UIN Maliki.
Tapi berkat jasa bapak menjadi Dekan Fakultas Tarbiyah pertama kali.
Lembaga ini menjadi seperti yang bapak impi.
Meski bapak sudah tidak ada bersama kami.
Semoga amal saleh bapak menjadi pengingat generasi ke generasi.
Bapak adalah seorang pahlawan di NKRI.
Malang, 27-09-2020
'Abd Al Haris Al Muhasibiy
**