Ahli Finansial Asal AS Robert T. Kiyosaki: Dimasa Perang, Crypto Lebih Aman Dibanding UangFiat


JurnalMalang - Pakar Keuangan dan Investor kenamaan asal Amerika Serikat Robert T. Kiyosaki dikenal sebagai tokoh dunia yang mengapresiasi tren Cryptocurrency atau koin mata uang digital yang kini sedang hangat diperbincangkan masyarakat global. 

Volume transaksi Crypto yang terus meroket mencengangkan semua pengamat ekonomi dunia. Banyak ahli keuangan, pakar teknologi, investor besar dan korporasi global ambil bagian dalam inovasi keuangan digital ini.

Bitcoin misalnya, merupakan koin Crypto pelopor, yang paling mahal dan paling diburu di dunia investasi aset digital. Bukan hanya karena harga per koinnya yang hari ini sudah di atas setengah miliar rupiah, namun karena teknologi blockchain super canggih yang ada di belakangnya. 

Selain itu banyak ilmuwan investasi dan keuangan meramalkan bahwa masa depan keuangan dunia akan beralih ke sistem keuangan Crypto: sistem mata uang digital per-to-per yang tanpa melibatkan birokrasi perbankan dan intervensi suatu negara. Skema penukaran dan pengirimannya langsung antara dua pihak tanpa melibatkan pihak lain meskipun dilakukan antar negara.

"BITCOIN and WAR. IBD Investors Business Daily reports many Russians using Bitcoin as lifeline  after Ruble collapsed. 13% of Ukrainians, 12% of Russians, 8% of Americans own Crypto.  Ukraine/Russian War giving rise to crypto as a safer haven than government Fake Fiat money." Tulis Robert Kiyosaki melalui akun twitter @theRealKiyosaki pada 16/3/2022.

Terjemahannya:

"BITCOIN dan PERANG. IBD Investors Business Daily melaporkan banyak orang Rusia menggunakan Bitcoin sebagai penyelamat setelah Rubel runtuh. 13% orang Ukraina, 12% orang Rusia, 8% orang Amerika memiliki Crypto. Perang Ukraina/Rusia memunculkan crypto sebagai tempat berlindung yang lebih aman daripada uang Fiat Palsu pemerintah." Ungkap Robert yang lebih dikenal sebagai jutawan penulis buku populer, Rich Dad Poor Dad.

Cuitan tersebut merujuk pada konteks di mana konflik perang antara Rusia dengan Ukraina mengacaukan stabilitas ekonomi kawasan dan anjloknya mata uang Rubel. Negara Ukraina sebelumnya telah resmi menerima donasi masyarakat global berupa uang Crypto seperti Bitcoin, Ethereum, Polkadot, Dogecoin dan lainnya.

Juga diberitakan, para konglomerat Rusia sempat memborong Bitcoin sebagai antisipasi guncangan nilai mata uang Rusia maupun gangguan perbankan. Sebab, mata uang Crypto tetap eksis disaat perang karena penentu nilainya bukan negara atau bank sentral, tapi langsung masyarakat melalui teknologi algoritma yang terdesentralisasi.

Diperkirakan, di masa depan alat tukar tidak lagi hanya uang fiat yang biasa kita pakai sehari-hari. Namun juga akan menggunakan uang crypto yang tidak terikat oleh suatu negara. Berbagai produk dan layanan sudah mulai menggunakan alat tukar crypto, seperti spare part mobil listrik Tesla nya Elon Mask dapat dibeli dengan $Dogecoin. **