Akademisi Haris El-Mahdi Ingatkan Gus Sirodj Jangan Bawa PCNU Kota Batu ke Arena Politik Praktis

Akademisi asal Batu Haris El-Mahdi / fb.hariselmahdi
JURNALMALANG.COM - Pengamat dan akademisi UB asal kota Batu, Haris El-Mahdi cukup intens menyoroti perkembangan politik di kota Batu yang kini tengah menyongsong pesta demokrasi Pilkada 2017. Tidak hanya menganalisis potensi paslon dan peta kekuatan parpol, Haris juga membangun 'tradisi' diskusi serta kritik publik melalui akun facebooknya.

Setelah sebelumnya menulis seputar pertarungan sengit antara gerbong politik yang beraliran DINASTI versus OLIGARKI di arena pilkada Kota Batu, hari ini (25/9/16) El-Mahdi menyoroti secara gamblang sikap yang berbau politik dari seorang ulama berpengaruh di kota wisata terbesar Jawa Timur ini. Berikut tulisan lengkap el-mahdi sebagaimana yang dikutip dari akun pribadinya.

SURAT TERBUKA UNTUK GUS SIRODJ (Ketua PCNU Kota Batu) 

Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh..
Sebelumnya saya perkenalkan nama saya Haris el Mahdi, warga nahdiyin dan sekaligus pegiat Gusdurian kota Batu Saya lahir dan besar dalam lingkungan keluarga nahdiyin, meskipun dalam kadar tertentu, ibu saya lebih condong pada Muhammadiyah.

Surat terbuka ini saya tulis merespon pernyataan KH. Hasyim Sirodjudin (Gus Sirodj) saat perkenalan paslon PKB. Gus Din-Angga. Dalam kesempatan itu, Gus Sirodj meminta warga NU Kots Batu untuk menyukseskan paslon yang diusung PKB itu. Gus Sirodj menambahkan bahwa warga NU Batu sedang mantu sehingga harus memberi doa restu.

Pernyataan Gus Sirodj sebagai Ketua PCNU Kota Batu itu layak dikritik, terutama bagi mereka yang mencintai NU. Pada Muktamar NU ke 27 di Situbondo pada tahun 1984 jelas terpatri formulasi bahwa NU kembali pada Khittah. Kembali pada khittah berarti NU kembali pada saat awal ketika didirikan oleh Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyary.

NU berdiri adalah sebagai organisasi sosial dan keagamaan yang berikhtiar merawat nilai-nilai kultural dan spiritual komunitas Nahdiyin. KH. Hasyim Asyary tidak pernah bermimpi menjadikan NU sebagai organisasi politik.

Gus Sirodj, sebagai ketua PCNU Kota Batu seharusnya paham dengan posisi NU itu. Orang-orang NU sah dan boleh terlibat dalam politik praktis tetapi NU sebagai organisasi tidak perlu terlibat terlalu jauh bahkan sampai memberi fatwa dukung-mendukung.

Gus Sirodj jelas telah menjatuhkan marwah NU sebagai organisasi yang menampung dan menjadi titik temu semua kepentingan politik. Membawa-bawa NU dalam Pilkada dengan fatwa mendukung salah-satu calon mempersempit daya jangkau NU. NU menjadi hanya untuk partai tertentu saja, hanya untuk kepentingan politik tertentu saja. Dan, ini membuat potensi konflik dan kepentingan di tubuh NU membesar.

Lebih jauh, dalam sejarah, ketika NU terlibat dalam politik praktis untuk merebut kekuasaan membuat para Kyai lupa merawat dan memperhatikan kebutuhan jamiiyah. Jamiiyah NU hanya dijadikan sapi perah mendulang suara dan ketika suara telah diberikan Jamiiyah NU tidak mendapat apa-apa, bahkan kerap diperlukan tidak adil.

Gus Sirodj adalah seorang kyai yang menjadi nahkoda NU Batu. Dengan posisi itu, Gus Sirodj wajib memposisikan diri untuk lebih menjaga dan merawat Jamaah NU di Batu daripada membuat manuver politik. Biarkanlah Jamaah NU berpihak ke mana atau memilih siapa sesuai dengan hati nurani mereka. Tidak perlu dipaksa dan diberi komando.

NU telah kembali ke Khittah. NU bukan partai politik dan tidak pula organisasi politik.
Saya tulis surat terbuka ini karena rasa cinta yang mendalam untuk NU dan Jamaah NU. Salam hormat dan Sungkem untuk Gus Sirodj. Semoga rahmat Allah selalu terlimpah.

 Wallahu muwafiq illa aqwamiththoriq
Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh


Haris el Mahdi
Kaliputih Batu


Banyak tanggapan masyarakat atas tulisan pengamat el Mahdi di atas. Rata-rata mendukung bahwa memang sebaiknya pemuka agama bersikap netral dan tidak menggiring umatnya untuk memilih tokoh tertentu yang mengesankan ulama berpolitik praktis.

Namun ada juga netizen yang membela Gus Sirodj bahwa himbauannya masih dalam batasan yang wajar, sebatas suport moral kepada Gus Din selaku warga Nahdiyin yang memiliki niat baik untuk mengabdi kepada masyarakat kota Batu. (red2-jm1).